Magelang, (ANTARA News) - Umat Buddha bersama para biksu sangha terlihat takzim bermeditasi saat detik-detik Waisak tahun 2008 di pelataranCandi Mendut, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Selasa (20/5). Meditasi dipimpin Biksu Jotidhammo Mahathera mulai pukul 09.11.08 WIB selama sekitar 10 menit dengan ditandai pemukulan gong. Suasana terkesan hening dengan cuaca tampak cerah di pelataran Candi Mendut saat umat melakukan meditasi. Mereka duduk bersila dan berdiam diri di bawah tenda-tenda yang mengelilingi candi yang terletak sekitar tiga kilometer timur Candi Agung Borobudur. Para biksu dari tiga sanga Buddha yang tergabung dalam Konferensi Agung Sangha Indonesia (KASI) yakni Sangha Theravada, Sangha Mahayana, dan Sangha Agung terlihat duduk bersila secara takzim di panggung utama di bawah tenda sebelah barat Candi Mendut. Sebuah altar di depan para biksu terdapat patung Sang Buddha relatif besar berwarna kuning keemasan, sejumlah lilin dan obor api suci, serta sejumlah kendi berisi air berkah. Sebelum umat dan para biksu bermeditasi, Biksu Jotidhammo Mahathera menyampaikan renungan Waisak 2008. "Tepat purnamasidhi ini kita merenungkan sifat-sifat luhur Sang Buddha Gautama," katanya. Ia menjelaskan, Trisuci Waisak memeringati tiga peristiwa penting yakni kelahiran Sidharta Gautama, Sidharta mencapai kesempurnaan sebagai Buddha, dan mangkat Sang Buddha. Perayaan Waisak, katanya, bukan sekadar memeringati tiga peristiwa itu tetapi umat dikuatkan semangatnya untuk melaksanakan ajaran Sang Buddha yakni ajaran dharma. "Pelaksanaan dharma adalah cara penghormatan tertinggi yang dilakukan umat," kata Jotidhammo yang juga Ketua Umum Sangha Theravada Indonesia itu. Pada kesempatan itu ia mengajak umat meneladani Sidharta yang rela mengorbankan kehidupannya yang mewah di dalam istana untuk mencari tingkatan kehidupan tertinggi dengan menjadi Sang Buddha. "Sang Buddha rela berkorban, meninggalkan kemewahan hidup untuk mencapai kesempurnaan," katanya. Hingga sekitar pukul 09.45 WIB umat dan para biksu secara bergantian tampak masih melakukan doa, pembacaan mantra, paritha, dan suthra di depan altar di pelataran Candi Mendut.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008