Jakarta (ANTARA News) - Kalangan politisi, budayawan, artis dan pengusaha, serta masyarakat umum tampak menyatu di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Rabu, untuk melepas kepergian mantan Gubernur DKI Jakarta, Letnan Jenderal Marinir (Purn) Ali Sadikin, menghadap Sang Pencipta. Sebagian dari mereka tiba di TPU Tanah Kusir secara berombongan menggunakan bus dan sebagian lainnya menggunakan mobil pribadi dari kantor atau kediaman masing-masing. Bahkan, ada yang ikut mengiringi jenazah almarhum Ali Sadikin dari rumah duka di Jalan Borobudur, Jakarta Pusat. Tampak melayat di Tanah Kusir, antara lain Presiden RI periode 2001-2004 Megawati Soekarnoputri, Sekjen PDI-Perjuangan Pramono Anung, pakar hukum Adnan Buyung Nasution, aktor dan budayawan Slamet Rahardjo, artis Paramitha Rusadi, Gugun "Gondrong", perancang busana Poppy Darsono dan pengusaha Ciputra. Jenazah Ali Sadikin dan rombongan keluarga almarhum tiba di TPU Tanah Kusir sekitar pukul 12.30 WIB dan langsung disambut puluhan prajurit marinir TNI Angkatan Laut (AL) yang telah lama bersiap. Upacara pemakaman dilakukan secara militer dan dipimpin langsung Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Sumardjono yang langsung datang usai diterima Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Kepresidenan. Tembakan salvo oleh prajurit TNI mengiringi kepergian pria kelahiran Sumedang 7 Juli 1927 yang dimakamkan dalam satu liang lahat dengan istrinya Nani Sadikin yang telah meninggal dunia lebih dulu pada 1986. Hujan rintik-rintik pun sempat turun sesaat sebelum jenazah diturunkan ke liang lahat, namun cuaca berangsur kembali cerah berawan hingga prosesi pemakaman selesai. Siapa pun yang hadir memiliki kesan yang sama terhadap almarhum yang menjabat sebagai gubernur DKI selama periode 1966-1977 itu. Ali Sadikin yang mengakhiri karir militernya dengan pangkat Letnan Jenderal itu, dinilai sebagai sosok yang berani, tegas dan konsisten. "Saya menilai, beliau sebagai sosok pemberani dan tegas, baik sebagai prajurit maupun saat menjabat sebagai gubernur DKI," kata Kasal Sumardjono kepada ANTARA, sesaat sebelum meninggalkan tempat pemakaman. Pakar hukum Adnan Buyung Nasution, bahkan mengatakan, sosok Bang Ali sebagai sosok yang berani mengambil resiko selain tegas, konsisten dan berani. "Jakarta ini dapat berkembang menjadi kota metropolitan karena kepemimpinan almarhum yang berani mengambil resiko dan tegas," ujarnya. Senada dengan Adnan, Slamet Raharjo berpendapat Jakarta dapat menjadi kota yang lebih maju dan manusiawi jika dipimpin sosok yang memiliki dua kali lipat kemampuan almarhum Bang Ali. "Saya tidak tahu, apakah ada sosok seperti itu atau minimal sama dengan almarhum kemampuannya dalam memimpin Jakarta," ujarnya. Selama menjabat sebagai gubernur DKI Ali Sadikin telah mempelopori berbagai pembangunan seperti Taman Ismail Marzuki, Taman Impian Jaya Ancol, Pusat Perfilman Nasional Usmar Ismail, pemugaran kembali sejumlah gedung bersejarah seperti Gedung Joeang 1945 dan Gedung Museum Naskah Proklamasi yang sempat beralih fungsi. Mantan Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin, Selasa (20/5) pukul 18.30 waktu setempat atau pukul 17.30 WIB, meninggal dunia setelah dirawat selama sebulan di RS Gleneagles, Singapura. Ali Sadikin meninggal dalam usia 82 tahun. Bang Ali meninggalkan lima putra dan 12 cucu. Istri pertamanya, Ny. Nani, sudah meninggal dunia. Istri kedua Bang Ali adalah Ny. Linda Syamsuddin M. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008