Jakarta (ANTARA News) - Istana Merdeka di Jalan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, masih akan menjadi "sasaran" sejumlah unjukrasa yang merupakan kelanjutan aksi penolakan terhadap kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) sejak Selasa (20/8). Menurut informasi dari Traffic Management Center (TMC) Polda Metro Jaya di Jakarta, Kamis, terdapat sebanyak lima aksi yang mengarah ke Istana Merdeka. Tiga aksi yang berkaitan dengan tuntutan penolakan kenaikan BBM dilakukan masing-masing oleh Gabungan Serikat Pekerja Manufaktur Indonesia (GSPMII), Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI), dan Lingkar Studi Mahasiswa Indonesia (LISUMA). Sebelum ke Istana, mereka pada sekitar pukul 09.00 WIB juga akan "menyambangi" sejumlah departemen, seperti Kantor Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara (Meneg BUMN) dan Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM) yang terletak di Jalan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat. Sedangkan LISUMA yang akan berunjukrasa langsung di depan Istana Merdeka diperkirakan akan mengawali aksinya pada sekitar pukul 13.00 WIB. Aksi lainnya yang mengarah ke Istana tetapi bukan dengan tuntutan utama menolak kenaikan BBM akan dilakukan oleh Komite Aksi Mahasiswa untuk Reformasi dan Demokrasi (KAMERAD) dan Jaringan Solidaritas Keluarga Korban (JSKK) Pelanggaran HAM. KAMERAD yang juga akan berunjuk rasa ke Departemen Sosial di Jalan Salemba Raya, Jakarta Pusat, menuntut Menteri Sosial Bachtiar Chamsyah mencabut izin kuis SMS yang mengarah kepada tindak perjudian, sedangkan JSKK mendesak pemerintah menuntaskan beragam kasus pelanggaran HAM yang terjadi di tanah air. Sebelumnya, aksi di depan Istana Merdeka pada Rabu (21/8) berakhir dengan bentrokan antara polisi dengan pengunjur rasa pada sekitar pukul 17.00 WIB, sehingga pihak kepolisian harus menangkap 28 pengunjuk rasa yang menyerang petugas dan membawa bom molotov. Masih di hari yang sama, aksi yang berakhir dengan bentrokan juga terjadi di depan Gedung DPR/MPR, dan menyebabkan tiga mahasiswa dan dua polisi mengalami luka-luka. Seorang mahasiswa UI, Budi Dharma, diduga terserempet peluru karet di perutnya, tetapi Kepala Bidang Penerangan Umum Divisi Humas Polri, Kombes Pol Bambang Kuncoko menegaskan tidak ada tembakan saat polisi mengamankan unjukrasa mahasiswa di Gedung DPR/MPR. (*)

Copyright © ANTARA 2008