Moskow, (ANTARA News) - Serasa diiris sembilu, demikian irama hati Frank Lampard ketika Chelsea bertekuk lutut atas musuh bebuyutannya Manchester United dalam drama adu penalti saat laga final Liga Champions yang diadakan di Moskow, pada Rabu waktu setempat, atau Kamis dinihari. Lampard paham betul bahwa sepakbola menyimpan drama eksistensial dari ziarah kehidupan. Ada menang, ada kalah, demikian drama itu berganti bak putaran waktu dalam laga sepakbola. Silih berganti, dari satu kemenangan ke kemenangan lain, dengan seonggok kegagalan yang tidak jarang berhimpitan ketika Lampard dan rekan satu timnya memasuki lapangan hijau di Luzhniki. Gelandang timnas Inggris itu membuat pendukung MU terhenyak. Pada menit 45, Lampard menyamakan kedudukan. Cristiano Ronaldo membawa MU unggul lebih dulu pada menit ke-26 dengan sundulan yang merobek gawang Chelsea yang dikawal oleh Peter Cech. Kepedihan itu akhirnya datang juga. Sebuah tendangan ketujuh Chelsea yang dilakukan Nicolas Anelka mapu ditepis oleh kiper MU Edwin van der Sar. Sontak, seluruh pendukung MU langsung bersorak gembira. Anelka gagal jadi algojo. Bayarannya, trofi Liga Champions melayang ke kubu MU, demikian diwartakan dari situs uefa.com. "Kegagalan itu begitu menyakitkan, karena kami tampil baik dan penuh percaya diri. Kami begitu yakin dapat memenangi pertandingan ketika melwati drama penalti itu," kata Lampard. "Tidak ada yang lebih menyakitkan dari kenyataan semua ini. "Harapan kubu Chelsea sempat terkembang saat Cristiano Ronaldo gagal mengeksekusi penalti. Skor 3-2 untuk Chelsea. Kapten John Terry membuat rekan-rekannya satu tim was-was, karena tendangannya melambung. Saat menendang si kulit bundar, sebelumnya Terry tampak terpeleset. "Mengambil tendangan penalti relatif sulit. Ini penyebab mengapa seorang pemain kerap gagal mengekskusi penalti apalagi menghadapi momen menegangkan seperti final," kata Lampard. "Boleh saja Cristiano Ronaldo tampil sebagai pemain terbaik di dunia saat ini, namun kenyataannya ia gagal mengambil tendangan penalti. Begitu juga dengan John Terry. Setiap orang dapat saja gagal. Ini kenyataan yang begitu menyakitkan dan memilukan. Saya menaruh hormat kepada mereka yang gagah perkasa mengambil tendangan penalti saat situasi demikian mencekam." Lampard kini tengah menjalin pembicaraan mengenai pembaruan kontraknya dengan Chelsea pada musim panas ini. Ia percaya bahwa Avram Grant akan berbesar hati menerima kenyataan itu. "Avram mengatakan bahwa dirinya bangga. Ia benar karena seluruh pemain telah memberi segalanya untuk tim guna memenangi laga final ini. Kami memang tidak menang meski kami telah berusaha sekuat tenaga untuk menggapai cita-cita." (*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008