Sidoarjo (ANTARA News) - Tanggul dekat pusat semburan lumpur Lapindo Brantas Inc., Kamis, kembali ambles, tepatnya di tanggul RenoKenongo Porong hingga Kedungbendo Tanggulangin, Sidoarjo. Tanggul di titik 4 hingga 61 itu ambles antara satu hingga dua meter dengan panjang 200 meter, sehingga tanggul selebar lima meter tersebut terbelah menjadi dua, yang mengakibatkan aktivitas penyambungan tanggul dari Gelagah Arum-Renokenongo terganggu. Beruntung kondisi ketinggian lumpur dalam pond masih normal yakni berkisar dua sampai tiga meter dari bibir tanggul sehinga volume lumpur masih tertampung. Menurut Humas Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) Achmad Zulkarnaen, saat ini sebelum dilakukan peninggian dan perbaikan tanggul, truk sirtu yang menuju pusat semburan tidak bisa mendekat ke pusat semburan. Namun, pihaknya hingga kini terus melakukan peninggian dan perbaikan agar aktivitas pembuatan pond (kolam penampungan lumpur) di Gelagah Arum dan Renokenonggo tersebut bisa berjalan lancar. Tetapi, ia tidak bisa memastikan kapan peninggian dan penguatan tanggul tersebut akan bisa terselesaikan. "Untuk sementara truk sirtu harus melakukan aktivitasnya melalui pintu masuk Desa Siring, Sedangkan dari jalur timur yang biasa mengantar sirtu sekarang terhenti," katanya. Dikebut Sementara itu, BPLS kini sedang mengerjakan pembangunan tanggul di Desa Ketapang, Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo dan diperkirakan pengerjaannya rampung pekan depan. Pembangunan tanggul tersebut akan menyambung hingga ke tanggul di Desa Kedungbendo, yakni bekas Perum Tanggulangin Anggun Sejahtera (Perum TAS). Selanjutnya bersambung ke sebelah timur tepatnya di Desa Renokenongo. Kini sebagian besar bangunan rumah yang menjadi lokasi tanggul tersebut sudah dibongkar dan dibebaskan. Humas BPLS, Ahmad Zulkarnain ditemui di lokasi, Kamis mengatakan, hingga saat ini pengerjaan tanggul tersebut tidak ada kendala yang berarti dan cuaca juga cukup mendukung sehingga pengerjaannya akan segera selesai. "Pengerjaannya harus dikebut, karena kondisi kolam penampungan lumpur di tanggul utama yang volume lumpurnya terus naik. Tanggul Ketapang ini nantinya akan menjadi tanggul alternatif," katanya. Konstruksi bangunan tanggul itu juga sama dengan tanggul lainnya, yakni menggunakan material kasar (sirtu, red). Selain membuat tanggul, kini BPLS juga mengerjakan saluran irigasi di tanggul Desa Jatirejo dan Siring Barat, tepatnya di timur rel kereta api. Saluran irigasi tersebut berasal dari Box Culvert dengan lebar 1 meter. Selain mampu menahan penurunan tanah (subsidance, red), kekuatan saluran irigasi dari Box Culvert tersebut juga bisa menahan pergerakan tanah di tanggul. Bahkan BPLS kini juga membangun tanggul lapis luar di Desa Jatirejo, Siring Barat dan Kedungbendo. Tanggul lapis luar tersebut nanti akan menambah volume kekuatan tanggul dan lebar tanggul.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008