Medan (ANTARA News) - PLN Wilayah Sumut menyatakan, meningkatnya suhu udara di Kota Medan dan sekitarnya dalam beberapa pekan terakhir mengakibatkan terjadinya lonjakan pemakaian listrik yang berujung pada pemadaman bergilir. "Suhu di Kota Medan dan sekitarnya akhir-akhir ini meningkat, sehingga pemakaian energi listrikpun ikut naik 60 Mega Watt (MW)," kata General Manager PLN Wilayah Sumut, Manerep Pasaribu, kepada wartawan di Medan, Kamis. Menurut dia, peningkatan pemakaian konsumsi listrik sekitar 60 MW itu terjadi pada saat beban puncak atau sekitar pukul 18.00-22.00 WIB sehingga menambah kondisi defisit listrik di Sumbagut dari normal. Kondisi itu mengakibatkan PLN melakukan pemadaman bergilir, sedikitnya empat jam sehari di Sumut dan Aceh, untuk mengurangi defisit listrik karena saat ini juga sedang dilakukan perawatan terhadap mesin pembangkit. "Pada kondisi normal saja kita sudah defisit 160 MW, ditambah lagi dengan kita masih melakukan perawatan mesin pembangkit dan kondisi panas saat ini yang mengakibatkan masyarakat perkotaan seperti Medan yang memiliki sekitar 500 ribu pelanggan menggunakan kipas angin, ac dan lain-lain," ujarnya. Pada kesempatan berbeda, Deputi Manager Hukum dan Komunikasi Pembangkit Wilayah Sumbagut, Marodjahan Batubara, mengatakan, perawatan rutin yang dilakukan terhadap mesin pembangkit Gas Turbin (GT) 21 dijadualkan selesai pada akhir bulan ini. Sementara itu, PLN memperkirakan total daya mampu pasokan listrik pada waktu beban puncak di Sumbagut meliputi Sumut dan NAD pada April 2008 pada kondisi normal sebesar 1.066 MW sedangkan pemakaian telah mencapai 1.250 MW. Sebelumnya, Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) menyatakan, dalam beberapa hari terakhir, Kota Medan dan sekitarnya dilanda cuaca panas dengan suhu udara mencapai 35 derajat Celcius. "Suhu di Medan saat ini mencapai 35 derajat Celcius, sehingga kita merasa kepanasan di siang hari dan gerah pada malam hari," ujar Kepala Seksi Data dan Informasi BMG Stasiun Bandara Polonia Medan, Firman. Menurut dia, cuaca panas yang terjadi dalam beberapa hari terakhir itu karena pengaruh musim pancaroba dari musim hujan ke musim kemarau untuk wilayah Sumatera bagian utara dan diakibatkan faktor eksternal lainnya seperti gangguan cuaca di Laut Cina Selatan.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008