Surabaya (ANTARA News) - Miss Indonesia 2008, Sandra Angelia dalam acara pulang kampung ke Surabaya, Jumat, melakukan berbagai kegiatan, antara lain melepas 100 balon dan lima burung merpati sebagai simbol perdamaian. Selain menjadi simbol perdamaian, pelepasan 100 balon udara yang di dalamnya berisi doa dari 100 anak-anak pilihan itu, juga ditujukan untuk memberikan harapan baru bagi bangsa Indonesia untuk bangkit. Mengenai 100 tahun Kebangkitan Nasional, ia mengemukakan bahwa perempuan Indonesia harus bisa tampil dalam berbagai aktivitas sosial, sehingga kehadirannya bisa memberi dampak yang baik kepada lingkungan sekitarnya. "Jadi perempuan harus menunjukkan emansipasinya dalam berbagai hal," kata dara yang sejak SMP sudah mengenyam pendidikan formal di Australia itu. Acara dara kelahiran Surabaya, 11 Mei 1986 itu cukup padat selama berada di kampung halamannya. Sejumlah kegiatan yang dikelola sebuah "event organizer" itu banyak yang tidak diketahui oleh Sandra, sehingga menjadi kejutan, termasuk penyambutan oleh Cak dan Ning Surabaya di Bandara Internasional Juanda. Selain mengunjungi sejumlah kantor media massa, lulusan Universitas Western Australia jurusan arsitektur itu, juga mengadakan kegiatan sosial ke sejumlah yayasan hingga 27 Mei serta bertemu Gubernur Jatim dan Walikota Surabaya. Pada kesempatan wawancara dengan wartawan, puteri pasangan Yusak Hadisiswantoro dengan Asti Tanuseputra itu mengemukakan, kegiatan sosial merupakan aspek yang ia garap untuk persiapan mengikuti ajang "miss world" nanti. Untuk kegiatan sosial itu, ia mengemukakan, akan menggarap "home schooling", operasi bibir sumbing, membantu anak-anak kurang gizi dan lainnya, sementara untuk kesenian akan mendalami seni lukis. Di ajang kecantikan dunia, ia mengaku, tidak akan berharap yang muluk-muluk. Dara yang terpilih juga sebagai miss favorit ini hanya menargetkan bisa masuk tiga besar. "Maunya ya nomor satu, tapi mungkin di sana susah. Dengan masuk tiga besar, saya rasa, saya bisa memperkenalkan Indonesia. Saya ingin menunjukkan bahwa Indonesia layak untuk diketahui. Sayang kalau Indonesia tidak diketahui oleh mereka," katanya. Mengenai kemenangannya dalam kontes kecantikan kali ini, ia mengemukakan bahwa sebetulnya dirinya tidak memiliki pengalaman dalam dunia seperti itu. Saat itu ia baru pulang dari Australia dan magang sebagai presenter di salah satu stasiun televisi swasta. "Kebetulan ada temanku yang tahu lalu ikut miss Indonesia menyuruh saya ikut. Dia memotivasi saya bahwa ajang itu bagus untuk pengembangan diri dan sosial. Wah boleh juga. Akhirnya saya ikut. Waktu daftar pertama saya tidak siap apa-apa," katanya. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008