Semarang (ANTARA News) - Sebanyak delapan mahasiswa pengunjuk rasa yang menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) diamankan Polresta Semarang Selatan, mengingat dalam aksi tersebut kaca pintu DPRD Jateng pecah dan ditemukan botol berisi minuman keras. "Mereka dimintai keterangan soal aksi tersebut, setelah itu dibebaskan. Tetapi kalau dalam pemeriksaan ternyata ada unsur-unsur kesengajaan, tentunya akan diproses," kata Kapolresta Semarang Selatan, AKBP Imran Unus di Semarang, Jumat. Sampai Jumat sore delapan mahasiswa itu masih diamankan di Mapolres Semarang Selatan. Kedelapan orang yang diamankan tersebut adalh Ali Mahmudi (21) warga Demak, Agung Nugroho (20) warga Pedurungan Semarang (keduanya mahasiswa Fakultas Ekonomi Undip Semarang), M. Fatoni (24) warga Kendal (mahasiswa IAIN Walisongo), Taufik Rahman (22) warga Semarang, Ruben (21) Perbalan Semarang. Kemudian, M. Yuzzina Laili (25) (mahasiswa IAIN), Darmawan Iskandar (22) Kendari, Sultra, mahasiswa Fakultas Hukum Undip, dan Rahmat Sutopo (22) mahasiswa Fakultas Hukum Unnes Semarang. Akibat aksi tersebut, rekan-rekan pengunjuk rasa melakukan aksi jalan kaki dari gedung DPRD Jateng di Jalan Pahlawan menuju Mapolres Semarang Selatan. Mereka menuntut rekan-rekannya segera dibebaskan, bahkan sampai berita ini diturunkan pengunjuk rasa masih bertahan di Mapolresta Semarang Selatan. Mereka tidak akan pulang sebelum rekan-rekannya dibebaskan. Kemudian tujuh orang perwakilan bertemu dengan Kapolresta Semarang Selatan selama 10 menit. Ketua HMI Cabang Kota Semarang, Kristiawanto yang menjadi perwakilan dari mereka bertemu dengan Kapolresta Semarang Selatan, mengatakan, pihaknya merasa yakin kalau peserta demo tidak membawa minuman keras tersebut karena pihaknya tahu persis saat terjadinya insiden di Kantor DPRD Jateng. "Siapa yang membawa saya tidak tahu, tetapi saya yakin tidak ada rekan-rekannya yang membawa minuman keras tersebut," katanya. Aksi demonstrasi ratusan mahasiswa yang menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di Kantor DPRD Jawa Tengah Jalan Pahlawan Semarang, Jumat, berakhir bentrok. Massa terlibat aksi saling dorong antara polisi dan mahasiswa yang menyebabkan kaca pintu lobi Kantor DPRD Jateng pecah dan sejumlah mahasiswa terpaksa digelandang polisi. Aksi ratusan mahasiswa di antaranya dari PMII, HMI, KAMMI, LMND, dan GMNI itu, awalnya berunjuk rasa di kawasan Simpang Lima dan Bundaran Air Mancur. Massa sempat memblokade Jalan Pahlawan sebelum akhirnya melanjutkan aksinya ke Gedung DPRD Jateng. Di DPRD Jateng, massa kembali menyampaikan aspirasinya dengan mendesak anggota Dewan menolak rencana pemerintah pusat menaikkan harga BBM. Merasa kecewa karena tidak ada satu pun anggota dewan yang menemui mereka, massa pun bermaksud masuk Gedung DPRD Jateng.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008