Tokyo (ANTARA News) - Sri Sultan Hamengkubowono X, tiba di Tokyo, Jumat pagi dan langsung mengadakan serangkaian pertemuan tertutup dengan sejumlah pimpinan lembaga keuangan di Jepang, di antaranya dengan Gubernur Japan Bank for International Cooperation (JBIC), Koji Tanami. Kepala Fungsi Penerangan KBRI Tokyo, Ronny P Yuliantoro membenarkan hal tersebut ketika dikonfirmasi ANTARA mengenai kedatangan Sri Sultan Hamengkubuwono X di Jepang. "Ada dua pertemuan khusus yang dilakukan Sri Sultan selama berada di Tokyo. Selain ke JBIC, Sri Sultan juga bertemu dengan pimpinan Development Bank of Japan dan lembaga yang berkaitan dengan penanganan air bersih," katanya. Menyinggung isi pertemuan dengan dua lembaga keuangan itu, Ronny P Yuliantoro mengemukakan bahwa secara umum Sri Sultan menyampaikan terima kasih atas bantuan yang diberikan kedua lembaga keuangan tersebut dalam kegiatan restrorasi sejumlah wilayah di Yogyakarta yang hancur akibat bencana gempa bumi beberapa waktu lalu. "Kedua pimpinan juga sepakat untuk meningkatkan kerjasama, khususnya dalam membantu pembangunan di Yogyakarta," kata Ronny lagi. Ronny juga menjelaskan bahwa kunjungan Sultan, yang juga Gubernur daerah Istimewa Yogyakarta, akan berlangsung selama enam hari. Selain di Tokyo, Sultan juga akan mengunjungi Osaka, Kobe dan Kyoto. Menurut jadwal kegiatan, Sultan berada di Tokyo dengan didampingi isterinya, GKR Hemas, beberapa bupati dan walikota, seperti Bupati Sleman, Bupati Kulon Progo dan Walikota Yogyakarta. Sri Sultan bersama rombongan dijadwalkan juga bertemu dengan tiga gubernur di wilayah Kansai (Osaka, Hyogo-Kobe, Kyoto). Di ketiga kota utama Jepang itu, Sri Sultan akan terjun langsung mempromosikan pariwisata daerah Yogyakarta. Kegiatan lainnya adalah mempelajari manajemen bencana alam, khususnya gempa bumi dari lembaga yang berkompeten seperti Disaster Prevention Center di Kobe, pusat rehabilitasi mental Kobe serta lembaga riset gempa dari Universitas Kyoto. Secara khusus, Sultan akan mengadakan pembicaraan serius dengan Gubernur Kyoto, Keiji Yamada, mengingat hubungan erat kedua kota yang terikat dalam "sister city".(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008