Batam (ANTARA News) - Mantan Ketua DPR RI Akbar Tanjung mengatakan Kepolisian RI (Polri) harus mengusut kasus penyerbuan polisi ke kampus Universitas Nasional (Unas), Sabtu (24/5) pagi. "Polri harus menverifikasi kasus ini," katanya usai dialog kebangsaan yang diselenggarakan LSM Gebrak di Batam, Minggu. Ia mengatakan amat menyayangkan sikap aparat kepolisian yang masuk ke kampus secara fisik. Menurut Akbar, polisi tidak perlu memasuki wilayah kampus karena harus menghormati aturan yang berlaku di dalam kampus. Akbar menyatakan bila polisi menginginkan mahasiswa diperiksa, maka bisa membicarakannya kepada rektor lebih dulu, bukannya langsung masuk secara fisik ke dalam kampus. Bisa merembet Bentrokan antara polisi dengan mahasiswa di Universitas Nasional, menurut Akbar bisa merembet kepada adu fisik antara aparat keamanan dengan mahasiswa perguruan tinggi lain. "Akan timbul solidaritas dari mahasiswa lain," katanya. Efek dari bentrokan polisi di Unas sangat berat, lanjut Akbar. Mengenai minuman keras dan ganja yang ditemukan polisi di kampus, ia mengatakan itu upaya melebarkan isu dari unjuk rasa menentang harga BBM menjadi kriminal. Penyerbuan aparat Kepolisian ke Kampus Unas diduga dipicu oleh aksi demo mahasiswa Unas yang menolak kenaikan harga BBM, Jumat hingga Sabtu lalu. Akibat tindakan itu, sejumlah bangunan dan ruang kuliah serta peralatannya rusak, dan mengakibatkan korban luka dari pihak mahasiswa yang terpaksa dirawat di rumah sakit. (*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008