- Perayaan 8 Tahun Celecoxib Sebagai Solusi Bebas Nyeri Rematik Jakarta, 27 Mei 2008 (ANTARA) - Tidak dapat dipungkiri bahwa aktivitas masyarakat Indonesia yang kian padat menimbulkan berbagai macam gangguan kesehatan, termasuk nyeri rematik. Tetapi sayang seiring dengan bertambahnya jumlah penderita rematik di Indonesia, justru kesadaran akan rematik masih rendah dan salah pengertian tentang penyakit ini tetap tinggi. Oleh karena itu, PT. Pfizer Indonesia, sebagai produsen obat berkualitas, yang salah satu produknya berkhasiat untuk mengatasi rasa nyeri akibat rematik, mengajak masyarakat Indonesia untuk mengenal, mencegah, sekaligus mengatasi rasa nyeri akibat rematik tersebut dengan melakukan senam bersama sesuai metode yang dianjurkan oleh dokter. Pengenalan senam rematik ini secara resmi dilakukan di Jakarta hari ini seiring dengan perayaan delapan tahun keberadaan Celecoxib di Indonesia. Secara umum, definisi rematik adalah penyakit yang menyerang sendi dan struktur atau jaringan penunjang di sekitar sendi. Bagian tubuh yang diserang biasanya pada persendian di jari, lutut, pinggul, dan tulang punggung. Kondisi ini antara lain terjadi akibat aktivitas berlebihan atau trauma berulang yang dialami sendi sehingga terjadi aus pada tulang rawan sendi (kartilago) -- yang menjadi bantal bagi tulang -- dan menyebabkan rasa nyeri jika sendi digerakkan. Rematik dapat mengakibatkan kecacatan (morbiditas), ketidakmampuan (disabilitas), penurunan kualitas hidup, serta meningkatkan beban ekonomi penderita maupun keluarganya. Berdasarkan hasil penelitian terakhir dari Zeng QY et al 2008, prevalensi nyeri rematik di Indonesia mencapai 23,6% hingga 31,3%. Angka ini menunjukkan bahwa rasa nyeri akibat rematik sudah cukup mengganggu aktivitas masyarakat Indonesia, terutama mereka yang memiliki aktivitas sangat padat di daerah perkotaan seperti mengendarai kendaraan di tengah arus kemacetan, duduk selama berjam-jam tanpa gerakan tubuh yang berarti, tuntutan untuk tampil menarik dan prima, kurangnya porsi berolah raga, serta faktor bertambahnya usia. Ditambah lagi masih banyaknya pandangan masyarakat Indonesia yang menganggap remeh penyakit ini karena sifatnya yang seakan tidak menimbulkan ancaman jiwa, padahal rasa nyeri yang ditimbulkan akibat penyakit ini justru menjadi penghambat yang sangat mengganggu bagi masyarakat perkotaan untuk melakukan aktivitas mereka sehari-hari. Dr. Irawan Rustandi, Medical Director PT. Pfizer Indonesia, menjelaskan, "Kami merasa sudah waktunya masyarakat Indonesia untuk mengenal lebih dalam lagi mengenai penyakit rematik, siapa saja yang dapat terserang rematik dan bagaimana cara penanganannya yang terbaik. Dengan demikian, mereka lebih sadar tentang akibat dari penyakit ini sehingga secara sukarela ikut mensosialisasikan pengetahuan tersebut kepada anggota keluarganya agar terhindar dari rematik." Berangkat dari kepedulian terhadap rematik dan adanya fakta-fakta di atas, Pfizer bekerjasama dengan pakar rehabilitasi medik dan didukung oleh instruktur senam profesional menciptakan sebuah metode senam yang dapat membantu mengurangi risiko timbulnya rematik yang sekaligus berfungsi sebagai terapi tambahan terhadap pasien rematik dalam fase tenang. Senam rematik ini merupakan latihan gerak tubuh atau program olah raga ringan yang terdiri dari beberapa tahapan seperti pemanasan, latihan inti 1 (low impact untuk menguatkan kerja jantung dan paru-paru), latihan inti 2 (latihan dasar pencegahan dan terapi rematik), dan pendinginan. Dengan melakukan latihan ini secara teratur dan benar, diharapkan penderita rematik dapat bebas dari gejala penyakit rematik berupa kekakuan sendi dan nyeri. Selain itu, Pfizer juga menyarankan agar senam ini dibarengi dengan konsultasi kepada dokter untuk mendapatkan hasil yang maksimal serta menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Selain pengobatan melalui metode senam, secara farmakologis, rasa nyeri akibat rematik juga dapat diatasi dengan obat golongan anti inflamasi non-steroid non-spesifik (non-specific non-steroidal anti-inflammatory = ns-NSAID). Namun, obat golongan ini ternyata dapat menimbulkan keluhan pada saluran cerna bagian atas yang dapat mengganggu dan merugikan pasien. Celecoxib adalah obat rematik golongan COXIBX: COX-2 (specific inhibitors = penghambat COX-2) produksi PT. Pfizer Indonesia yang mampu menghambat secara spesifik enzim COX-2 yang berkaitan dengan nyeri dan peradangan, sehingga lebih aman terhadap lambung dibandingkan dengan obat anti nyeri rematik ns-NSAID. Celecoxib juga telah dipercaya delapan tahun di Indonesia sebagai obat untuk mengatasi gangguan radang sendi dengan profil keamanan dalam hal saluran cerna bagian atas (upper gastrointestinal) yang lebih baik dibandingkan dengan obat golongan ns-NSAID, serta keamanan dalam hal kardiovaskular yang sebanding dengan ns-NSAID, tambah Dr. Irawan Rustandi. Oleh karena itu, untuk mengatasi rasa nyeri akibat rematik secara holistik, masyarakat disarankan untuk tetap berkonsultasi kepada dokter. Untuk keterangan lebih lanjut hubungi: Andriani Ganeswari, Marketing & Communications Manager PT. Pfizer Indonesia andriani.ganeswari@pfizer.com, telp: 021-5793-1088, fax: 021-5793-1098

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2008