Tokyo (ANTARA) - Kurs yen Jepang melemah terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat pagi, setelah pernyataan dari Beijing memicu harapan baru bahwa China dan Amerika Serikat bisa mendapatkan negosiasi penuh kembali ke jalurnya untuk menyelesaikan sengketa perdagangan yang berlarut-larut.

Mata uang AS juga didukung oleh kebutuhan penyeimbangan ulang akhir bulan investor, yang telah membantu mengangkat indeks dolar AS ke level tertinggi dalam sebulan.

Indeks dolar AS naik ke tertinggi 98,554 pada Kamis (29/8/2019), tertinggi terakhir terlihat pada 1 Agustus pada 98,439.

Terhadap yen, greenback diperdagangkan di 106,53 yen, bergerak datar dari level terakhir di AS dan naik 1,1 persen sepanjang minggu ini.

Kementerian perdagangan China mengatakan pada Kamis (29/8/2019) bahwa Beijing dan Washington sedang mendiskusikan putaran berikutnya dari pembicaraan tatap muka yang dijadwalkan September.

Presiden AS Donald Trump mengatakan beberapa diskusi sedang berlangsung pada Kamis (29/8/2019), menjelang tenggat waktu yang membayangi untuk tarif tambahan AS pada 1 September.

Tanda-tanda pembicaraan sudah cukup untuk mengurangi kekhawatiran tentang eskalasi lebih lanjut dalam ketegangan bilateral, yang meningkat minggu lalu setelah kedua negara memberlakukan tarif tambahan pada barang masing-masing akhir pekan lalu.

Namun, risiko politik dari Inggris hingga Hong Kong dan Timur Tengah menambah risiko bagi ekonomi global dan membuat banyak investor tetap cemas.

Meskipun rebound terbaru dolar terhadap yen, mata uang AS masih turun 2,1 persen dalam sebulan.

“Ada banyak faktor risiko geopolitik sekarang. Belum lagi konflik perdagangan AS-China, kami memiliki Brexit, Hong Kong dan Timur Tengah. Jadi kita harus memperkirakan yen melonjak dari waktu ke waktu," kata Minori Uchida, kepala analis mata uang di MUFG Bank.

Dolar Australia, sering dilihat sebagai taruhan proksi tentang ekonomi China, berdiri di 0,67295 dolar AS, hanya sekitar setengah persen di atas level terendah 10 tahun di 0,66775 dolar AS yang dicapai pada 7 Agustus.

Euro sedikit berubah pada 1,1058 dolar AS, setelah mencapai level terendah empat minggu di 1,1042 dolar AS di sesi sebelumnya, terpukul oleh ekonomi zona euro yang lesu dan kemungkinan pelonggaran moneter dari Bank Sentral Eropa (ECB) bulan depan.

Christine Lagarde, presiden ECB berikutnya, mengatakan pada Kamis (29/8/2019) bank masih memiliki ruang untuk memotong suku bunga jika diperlukan, meskipun ini dapat menimbulkan risiko stabilitas keuangan.

Inflasi Jerman melambat pada Agustus dan pengangguran naik, data menunjukkan pada Kamis (29/8/2019), menambah tanda-tanda bahwa ekonomi terbesar Eropa kehabisan tenaga dan menguatkan harapan paket stimulus ECB baru bulan depan.

Sterling diperdagangkan pada 1,2183 dolar AS, di jalur untuk membukukan kerugian mingguan pertama dalam tiga minggu di tengah kekhawatiran yang berkembang tentang Brexit tanpa kesepakatan pada akhir Oktober.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menunda parlemen selama lebih dari sebulan untuk menghindari kemungkinan mosi tidak percaya dan membawa Inggris keluar dari Uni Eropa pada batas waktu 31 Oktober.

Baca juga: Dolar AS bergerak di kisaran sempit terhadap yen jelang pertemuan ECB
Baca juga: Kurs dolar terendah 6-minggu terhadap yen, tunggu perundingan dagang

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019