Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua DPR, Soetardjo Soerjogoeritno mengingatkan aparat kepolisian maupun mahasiswa untuk dapat menahan diri, agar insiden di Universitas Nasional (Unas) tidak terulang. Di sisi lain, ia mengimbau aksi mahasiswa menolak kenaikan harga BBM juga tidak mengganggu ketertiban masyarakat. "Semua harus menunjukkan sikap dewasa. Jangan sampai ribut agar situasi yang serba sulit ini tidak tambah rumit," katanya di Gedung DPR/MPR Jakarta, Selasa. Politisi paling senior yang biasa dipanggil Mbah Tardjo ini mengemukakan, mahasiswa maupun aparat polisi jangan sampai terpancing provokasi untuk melakukan tindak kekerasan. "Semua harus menjaga diri agar tidak terjadi insiden kekerasan". Bagi mahasiswa, kata Mbah Tardjo, sebaiknya dalam melakukan aksinya tidak mengganggu ketertiban masyarakat, sebab perjuangan mahasiswa untuk kepentingan masyarakat. Aksi mahasiswa Unas pada Jumat (23/5) malam hingga Sabtu (24/5) berakhir ricuh setelah terjadi tindak kekerasan yang mengakibatkan kerusakan di beberapa bagian Kampus Unas, di kawasan Pejaten, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Hingga Senin (26/5), mahasiswa masih melakukan aksi unjuk rasa di sejumlah perguruan tinggi di Ibukota. Pada Selasa (27/5), mahasiswa Universitas Kristen Indonesia (UKI) melakukan aksi unjuk rasa serupa di depan kampus mereka di Cawang, Jakarta Timur. Aksi itu dilakukan dengan memblokir jalan umum, sehingga terjadi kemacetan lalulintas. Rektor UKI, Bernard Hutabarat, turun tangan membuka blokir jalan umum itu dan memerintahkan mahasiswanya masuk kampus. Dia menduga tidak semua peserta aksi adalah mahasiswa UKI. (*)

Copyright © ANTARA 2008