Bandarlampung (ANTARA News) - Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung (FK Unila) telah memeriksa kesehatan peserta aksi mogok makan yang berlangsung di kampus Unila Bandarlampung, Selasa. "Kami sengaja datang untuk melihat kesehatan mereka. Jika mengkhawatirkan maka direkomendasikan untuk dirawat ke rumah sakit," kata salah seorang mahasiswa kedokteran, Johan Salim. Setelah diperiksa, ujarnya, meski ada yang mengalami sedikit gangguan kesehatan, namun tidak ada yang perlu segera dirawat di rumah sakit. Peserta aksi tersebut berjumlah tujuh orang dan akan bertambah dua orang lagi pada sore ini. Mereka melakukan aksi mogok makan untuk menuntut pemerintah menurunkan harga BBM. Mereka yang melakukan aksi, tiga orang dari Serikat Rakyat Miskin Indonesia (SRMI) Lampung Barat yakni Dede Kurniawan, Utom Saputra dan Asep Supriyadi. Sementara dari SRMI Kota Bandarlampung adalah Deni, dari LMND adalah Amir H, Yopi dan Dedi, sedangkan yang akan masuk dari LMND yaitu Togar dan Gontar. Mereka tergabung dalam Front Rakyat Menggugat (FRM). Menurut koordinator FRM, Eko Susanto, mereka secara tegas menolak kebijakan SBY-JK untuk mengurangi subsidi BBM. Tuntutan aksi mogok makan itu adalah menolak kenaikkan harga BBM dan segera mengambil alih seluruh aset perusahaan pertambangan asing. Mereka menuntut dibebaskannya tanpa syarat seluruh mahasiswa yang ditangkap ketika melakukan aksi penolakan kenaikkan harga BBM. Selain itu adalah pembatasan ekspor migas dan batubara dengan mengharuskan seluruh perusahaan multinasional yang melakukan penambangan di Indonesia agar menjualnya kepada negara dengan harga yang ditetapkan pemerintah. "Kita juga meminta diturunkan harga kebutuhan bahan pokok dengan memberikan subsidi atas sembako sehingga dapat dibeli masyarakat," kata Eko.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008