Bandarlampung (ANTARA News) - Seorang aktivis yang melakukan aksi mogok makan di Kampus Universitas Lampung (Unila), di Bandarlampung, Rabu, harus mendapatkan perawatan medis di Rumah Sakit Umum Daerah dr H Abdul Moeloek (RSUDAM) di Bandarlampung. Menurut keterangan, satu aktivis dari Serikat Rakyat Miskin Kota (SRMK) Bandarlampung itu, Doni Ferdian, mengalami penurunan kondisi fisik sehingga tidak dapat melanjutkan aksi yang dilakukan oleh tujuh aktivis sejak Senin (26/5) siang, untuk menentang kebijakan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). "Benar, kawan kami Doni sejak siang ini tidak lagi bisa meneruskan aksinya, karena dirawat di RS," kata Koordinator SRMK, Eko Susanto pula. Kini Doni masih mendapatkan perawatan medis di Ruang Murai RSUDAM itu. Satu aktivis peserta aksi mogok makan itu lainnya, Utom Saputra juga telah mundur dengan menghentikan aksinya sejak Selasa (27/5) malam, juga karena kondisi fisiknya tidak memungkinkan meneruskan aksinya. Eko oleh teman-temannya dibawa pulang ke rumah untuk beristirahat memulihkan kondisinya. Masih meneruskan mogok makan Namun lima aktivis lainnya atasnama Front Rakyat Menggugat (FRM) itu, masih meneruskan aksi mogok makan yang mereka lakukan. Mereka adalah Dede Kurniawan, Asep Supriadi, Sugeng, Amir, dan Dedi Tornando. FRM dengan elemen LMND, SRMK, SPKL, SPN, UKMBS UBL, dan SEMA Lambar serta Fordima itu melakukan aksi mogok makan, selain menuntut pemerintah membatalkan kebijakan menaikkan harga BBM, juga menuntut segera melakukan pengambilalihan usaha pertambangan yang dikuasai pihak asing, dan penghapusan pembayaran hutang luar negeri. "Kami bertekad terus melakukan berbagai aksi menentang kebijakan pemerintah yang merugikan kepentingan rakyat banyak, hingga kebijakan itu dibatalkan," kata Eko Susanto pula.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008