Semarang (ANTARA News) - Calon Gubernur Jawa Tengah Sukawi Sutarip mengatakan, untuk menanggulangi dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), pemerintah dan swasta harus mendorong perekonomian pedesaan. "Pembangunan ekonomi saat ini hendaknya ditempuh melalui pendekatan pemerataan pertumbuhan ekonomi sampai di desa-desa," katanya di Semarang, Jumat. Ia menjelaskan, konsep ekonomi "Desa Mengepung Kota" atau konsep yang sering disebut ekonom Undip Semarang FX Sugiyanto "Jaring Laba-laba" itu sangat tepat dalam kondisi seperti sekarang ini. Ia mengatakan, menggerakkan perekonomian desa akan menjadi solusi permasalahan mendasar di Jateng, seperti kemiskinan dan urbanisasi. "Menempatkan kegiatan ekonomi di pedesaan akan mampu membangun sentra-sentra ekonomi pedesaan yang baru dan akan menjadi solusi dasar bagi permasalahan sosisal Jateng," katanya. Saat ini terdapat 3,1 juta keluarga miskin dari 6,7 juta rumah tangga yang ada di Jateng. Jumlah penduduk miskin sekitar 12,66 juta jiwa dari 33 juta penduduk Jateng. "Sebanyak 65 persen penduduk berada di pedesaan sehingga pendekatan pengembangan industri rumah tangga dan penguatan ekonomi mikro di pedesaan akan menggeliatkan roda perekonomian di pedesaan," kata Sukawi yang diusung Partai Demokrat dan PKS itu. Sukawi menambahkan, jumlah pengangguran terbuka di Jateng saat ini sekitar 1,2 juta orang. Tingginya angka pengangguran ini menyebabkan urbanisasi besar-besaran, yang di kemudian hari menimbulkan permasalahan di perkotaan. "Kalau tidak dilakuan penyelesaian dari akarnya, percuma pengentasan orang telantar di kota. Lebih tepat kita sejahterakan di desa masing-masing sehingga mereka tidak tertarik ke kota," katanya. Sukawi yakin jika ada suntikan modal dan pembinaan intensif, pengusaha kecil di pedesaan mampu menjadi tulang punggung ekonomi Jateng. "Di Kota Semarang dengan adanya lembaga penjamin kredit daerah (LPKD) untuk membantu wirausahawan kecil, saat ini sudah berjalan lancar dan responsnya bagus. Mudah-mudahan bisa diimplemntasikan di Jateng," ujar Sukawi yang juga Wali Kota Semarang itu. (*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008