Jakarta (ANTARA News) - Sekitar 1.000 orang dari Hizbut Tahir Indonesia (HTI) dan Front Perjuangan Rakyat (FPR) melakukan unjukrasa menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di depan Istana Merdeka, Jakarta, Minggu. Aksi yang berlangsung di hari libur tersebut berjalan tertib. Hingga pukul 15.00 WIB lalu lintas tidak mengalami gangguan berarti. Masa melakukan aksi di pinggir Jalan Merdeka Utara dan pintu gerbang Monas (seberang Istana Merdeka). Lalu lintas di depan Istana tetap dibuka. Arus lalu lintas agak terganggu saat kendaraan akan menuju Jalan Merdeka Barat, baik dari arah Jalan Merdeka Utara atau dari Harmoni. Namun arus lalu lintas padat hanya sekitar 50 meter saja. Hal itu terjadi akibat banyaknya kendaraan pengunjuk rasa yang diparkir di pinggir Jalan Merdeka Barat. Saat berunjuk rasa, massa HTI dam FPR terpisah. Orator dari kelompok yang berbeda melakukan orasi di depan kelompok masing- masing. Mereka berorasi dengan pengeras suara di atas kendaraan bak terbuka (pick up). Mereka juga membawa spanduk berbagai ukuran serta mengibarkan bendera lambang organisasi. Selain itu, mereka juga membagi-bagikan selebaran yang berisi penolakan kenaikan harga BBM dan juga penolakan penjualan aset negara (perusahaan negara) kepada pihak asing. Massa HTI terdiri atas pria dan wanita, bahkan juga ada yang membawa anak-anak. Massa HTI jauh lebih besar dibanding masa FPR. Aparat kepolisian berjaga-berjaga dan memagari para pengunjuk rasa. Selain para pengunjuk rasa, banyak pedagang makanan dan minuman yang berjualan. Mereka mengharapkan para pengunjuk rasa yang lapar atau haus membeli dagangan mereka. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008