Jakarta (ANTARA News) - Sekitar 30 tim medis Indonesia dan sejumlah bantuan sosial lainnya, Senin pagi, bertolak ke Myanmar untuk membantu penanganan korban topan Nargis yang melanda negara itu sebulan lalu. Ke-30 tim medis dengan sekitar 10,7 ton makanan bayi serta obat-obatan diberangkatkan dari Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma Jakarta, dengan pesawat angkut C-130 Hercules TNI Angkatan Udara. Sebelumnya Pemerintah Indonesia telah mengirimkan bantuan sosial berupa tenda, selimut, sarung, makanan pendamping ASI, biskuit dan mi instan. Hampir sebulan pascabencana topan tropis Nargis, atau setelah jumlah korban tewas serta hilang dilaporkan secara resmi sekitar 143.000 orang, pemimpin junta militer yang berkuasa di Myanmar, Jenderal Senior Than Shwe (75), akhirnya mengizinkan masuknya pekerja pertolongan internasional. Sejak terjadinya bencana topan tropis Nargis, Sabtu (3/5), junta memutuskan, semua bantuan internasional hanya sampai bandara Yangoon, eks ibu kota Myanmar. Tatmadaw (angkatan darat Myanmar) dan organisasi massa bentukan militer akan mendistribusikannya. Tiga pekan pascabencana Nargis, PBB mencatat, bantuan baru menjangkau 25 persen dari 2,5 juta orang yang membutuhkan pertolongan. Oxfam, lembaga swadaya internasional yang bermarkas di Inggris, memperkirakan korban tewas dapat mencapai 1,5 juta jiwa. Warga yang selamat dari topan Nargis kini tinggal di tenda-tenda yang didirikan di Desa Kyondah, Myanmar. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008