Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi selama 2008 hanya akan mencapai 6,0 - 6,2 persen dibandingkan dengan perkiraan pemerintah sebesar 6,0 hingga 6,4 persen. "Angka perkiraan ini setelah mempertimbangkan kondisi terakhir, yaitu adanya kenaikan harga BBM dan risiko global," kata Gubernur BI, Boediono, dalam rapat kerja Panitia Anggaran DPR di Jakarta, Senin. Dalam APBNP 2008, pemerintah menetapkan target pertumbuhan ekonomi sebesar 6,4 persen atau turun dibanding target APBN 2008 sebesar 6,8 persen. Dalam rapat yang dipimpin Ketua Panitia Anggaran, Emis Moeis, hadir pula Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, dan Menneg Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Paskah Suzetta. Menurut Boediono, kenaikan harga BBM dan harga pangan diperkirakan akan mendorong kenaikan tingkat inflasi yang semula diperkirakan hanya 6,5 persen menjadi sekitar 11,5 persen hingga 12,5 persen. Berdasarkan pengalaman 2005, kenaikan harga BBM akan menimbulkan "shock" pada bulan pertama dan baru akan kembali normal setelah 3 - 4 bulan berikutnya. Sementara untuk 2009, BI memperkirakan kondisi ekonomi Indonesia akan lebih baik, di mana pertumbuhan ekonomi akan mencapai 6,3 persen. Hal itu didasarkan pada pertimbangan bahwa daya beli masyarakat dan investasi sudah mulai meningkat kembali. "Sementara untuk inflasi, BI memperkirakan akan mencapai 6,5 plus minus 1 persen," kata Boediono. Dalam kesempatan yang sama Menkeu menyebutkan perkiraan pemerintah terhadap berbagai asumsi makro ekonomi berdasar perkembangan terakhir. Pemerintah memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2008 akan mencapai 6,0 hingga 6,4 persen, laju inflasi sebesar 10,9 hingga 11,2 persen, nilai tukar rupaih Rp9.000 hingga Rp9.200 per dolar AS, suku bunga SBI tiga bulan 8,5 hingga 9,5 persen, dan harga minyak 110 hingga 115 dolar AS per barel. Pemerintah memperkirakan tingkat inflasi pada 2009 akan kembali ke single digit, yaitu mencapai sekitar 5,2 hingga 6,2 persen. "Sementara untuk nilai tukar, pemerintah memperkirakan akan mencapai sekitar Rp8.950 hingga Rp9.050 per dolar AS, dan suku bunga SBI tiga bulan mencapai 7,25 hingga 7,75 persen," kata Menkeu. (*)

Copyright © ANTARA 2008