Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah menargetkan produksi minyak pada 2009 mencapai 950.000 barel per hari atau mengalami kenaikan 24,8 persen dibandingkan target APBN Perubahan 2008 sebesar 927.000 barel per hari. Target yang diajukan sebagai asumsi produksi minyak APBN 2009 disampaikan Dirjen Migas Departemen ESDM Luluk Sumiarso dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR di Jakarta, Senin malam. Kepala Badan Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) R Priyono mengatakan, target produksi minyak 2009 tersebut terbagi menjadi produksi yang telah berjalan dan produksi baru. "Produksi yang eksisting rata-rata turun secara alamiah sebesar 10 persen. Pada Januari 2009, produksi eksisting diprediksikan 963.900 barel per hari dan Desember menjadi 879.100 barel per hari," katanya. Namun, pada 2009, lanjutnya, ada tambahan produksi dari lapangan yang mulai berproduksi yakni Banyu Urip yang dioperasikan Mobil Cepu Limited, Duri Area 11 dari PT Chevron Pacific Indonesia, CPP dari BOB PT Bumi Siak Pusako, Alur Asiwah, Alur Rambong, dan Julu Rayeu dari Medco Malaka, Pulau Gading dan Sungai Kenawang dari JOB Hess Jambi Merang dan Sukowati dari JOB Pertamina-Petrochina East Java. "Tambahan produksi dari lapangan baru ini tidak terlalu besar hanya antara 20-30 ribu barel per hari. Dengan gabungan keduanya maka total produksi 2009 akan mencapai 950.100 barel per hari," katanya. Menurut Priyono, pada 2009, volume produksi akan sama dengan "lifting" atau produksi yang siap jual. "Pada bulan ini, masalah `swap` Chevron dengan ConocoPhillips selesai, sehingga 50.000 barel per hari akan masuk ke `lifting,`" katanya. Luluk menambahkan, dalam rangka mengamankan produksi tahun 2008, pihaknya telah melakukan pengecekan produksi setiap kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) per bulan. "Kalau di bawah target maka kami akan ingatkan kontraktornya. Pola ini akan berlanjut ke 2009," ujarnya.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008