Jakarta (ANTARA News) - Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) Hasanuddin di Jakarta, Senin, mendesak Partai Keadilan Sejahtera (PKS) agar mengingatkan Front Pembela Islam (FPI) untuk bersikap lebih santun dalam menyampaikan aspirasinya. "Tidak bisa dipungkiri bahwa aktivis FPI, Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dan Majelis Mujahidin Indonesia (MMI), umumnya menyalurkan aspirasi politiknya ke PKS dalam setiap momentum politik. Jadi, kami minta PKS ikut peduli terhadap masalah ini," katanya di Jakarta, Senin. Ketua Umum PB HMI periode 2003-2005 itu juga berpandangan, keakraban antara elit PKS dengan pihak Kepolisian Republik Indonesia (Polri), juga perlu mendapat perhatian serius. "Artinya, keakraban itu tidak boleh menganggu netralitas polisi dalam menjalankan tugasnya, seperti yang terlihat pada saat massa FPI menyerang kelompok Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB) di Lapangan Monas, Minggu (1/6), saat merayakan Hari Lahir Pancasila," ungkapnya. Sementara itu, secara terpisah, Anas Urbaningrum, yang juga mantan Ketua PB HMI menilai, kekerasan massa FPI itu merupakan bentuk nyata dari ketidakdewasaan menyikapi perbedaan. "Saya mengecam keras terjadinya kasus kekerasan itu," tandas mantan anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang kini menjadi salah satu Ketua DPP Partai Demokrat itu. Kekerasan karena perbedaan, menurut dia, merupakan ancaman bagi masa depan Indonesia yang majemuk. "Karena itu, kami minta kepada pihak kepolisian untuk mencari, menemukan dan memproses pelaku kekerasan untuk ditindak secara hukum," tandasnya lagi. Atasnama apa pun, kata Anas, kekerasan tidak boleh ditoleransi apalagi dibiarkan dalam kehidupan berbangsa serta bernegara.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008