Yala, Thailand (ANTARA News)- Para gerilyawan membunuh lima orang di Thailand selatan yang berpenduduk mayoritas Muslim, kata polisi, Selasa, sementara jumlah korban tewas di wilayah itu meningkat menjadi 3.300 orang dalam aksi kekerasan lebih dari empat tahun. Serangkaian serangan terjadi di wilayah paling selatan itu Senin petang, dengan dua warga Muslim berusia sekitar 50 tahunan dan belasan tahun tewas dalam serangan-serangan terpisah di provinsi Narathiwat, kata polisi lokal, seperti dilaporkan AFP. Di provinsi terdekat, Pattani, pada hari yang sama seorang pria Budha berusia 45 tahun ditembak mati, sementara di provinsi Yala para gerilyawan menyerang sebuah rumah, menewaskan seorang anak laki-laki Muslim berusia 15 tahun dan mencederai adik perempuannya berusia empat tahun. Para pejabat di Markas besar Polisi wilayah selatan, Selasa melaporkan 475 orang tewas sejauh ini dalam tahun ini berkaitan dengan aksi kekerasan. Jumlah itu meningkatkan korban tewas sejak aksi pemisahan diri itu meletus Januari 2004 menjadi lebih dari 3.300 orang termasuk para pejabat pemerintah, tentara, warga sipil dan gerilyawan. Provinsi-provinsi paling selatan yang berbatasan dengan Malaysia itu dulu adalah satu kesultanan Melayu Muslim yang otonom sampai Thailand yang berpenduduk mayoritas beragama Budha menganeksasi wilayah itu tahun 1902, yang memicu ketegangan puluhan tahun. Kendatipun usaha-usaha oleh pemerintah untuk menghentikan pertumpahan darah itu, sifat dasar pemberontakan yang tidak jelas itu banyak mencegah kemajuan, karena tidak ada kelompok-kelompok yang mengaku bertanggungjawab atas serangan-serangan itu atau mengajukan tuntutan-tuntutan. Kelompok-kelompok hak asasi manusia , mengatakan perlakuan kejam tentara telah menciptakan ketidakpercayaan yang dalam antara masyarakat Muslim lokal dan pihak pemerintah. (*)

Copyright © ANTARA 2008