Jakarta (ANTARA News) - PT PLN (Persero) memproyeksikan kebutuhan subsidi listrik tahun anggaran 2009 akan mencapai Rp72,61 triliun. Direktur Utama PLN Fahmi Mochtar saat rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR di Jakarta, Selasa malam mengatakan, kebutuhan subsidi listrik tersebut dengan asumsi pertumbuhan penjualan listrik 6,72 persen dan marjin dua persen. "Asumsi lainnya konsumsi BBM 6,2 juta kilo liter, susut jaringan 10,4 persen, kurs Rp9.200 per dolar AS, dan harga minyak mentah 130 dolar AS per barel," katanya. Menurut dia. sebenarnya total kebutuhan subsidi mencapai Rp75,73 triliun yang terdiri dari subsidi berjalan Rp70,6 triliun, kekurangan subsidi 2007 Rp4,41 triliun, dan kekurangan subsidi 2008 Rp720 miliar. Namun, dengan program penghematan subsidi yang ditargetkan mencapai Rp3,12 triliun maka alokasi subsidi mencapai Rp72,61 triliun. Ia juga mengatakan, pada 2009, target komposisi energi primer pembangkit adalah BBM 19,45 persen, batubara 47 persen, gas 23,2 persen, panas bumi 2,7 persen, air 7,6 persen, dan biodiesel 0,05 persen. Sedang pada 2008, komposisinya adalah BBM 29,15 persen, batubara 39,94 persen, gas 20,53 persen, panas bumi 3,2 persen, air 7,14 persen, dan biodiesel 0,04 persen. Mengenai program penghematan tahun 2008 yang ditargetkan mencapai Rp5 triliun, menurut Fahmi, pengalihan bahan bakar pembangkit PLTD dari solar ke minyak bakar sudah berjalan di luar Jawa sebesar 170 MW. Selanjutnya, PLTGU Muara Tawar juga akan mendapatkan pasokan gas sebesar 30 BBTUD dari PT Pertamina pada Juni 2008, PT PGN sebesar 90 BBTUD pada Juli 2008 dan 200 BBTUD pada Oktober 2008. "Dengan upaya-upaya penghematan lainnya maka kami optimis target efisiensi tahun 2008 sebesar Rp5 triliun bisa tercapai," katanya.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008