Dari semua perwakilan paguyuban, tokoh masyarakat dan adat terlihat bahwa semua berpandangan positif sehingga seharusnya tidak ada yang berbeda-beda,
Jayapura (ANTARA) - Gubernur Papua, Lukas Enembe menggelar pertemuan dengan paguyuban-paguyuban, tokoh masyarakat dan adat yang ada di Kota Jayapura pascarusuh Kamis (29/8).

Gubernur Papua didampingi oleh Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP) Yunus Wonda, Walikota Jayapura, Benhur Tommy Mano, Bupati Keerom, Muhammad Markum, Wakil Bupati Jayapura, Giri Wijanto.

"Dari semua perwakilan paguyuban, tokoh masyarakat dan adat terlihat bahwa semua berpandangan positif sehingga seharusnya tidak ada yang berbeda-beda," kata Lukas di Jayapura, Rabu.

Baca juga: Bupati Herry: 257 kepala kampung wujudkan kedamaian Biak Numfor

Menurut Lukas, semua yang ada di Papua adalah warga negara Indonesia sehingga pandangan masing-masing pribadi bukan berbeda-beda tetapi harus tetap satu Indonesia.

"Pertemuan ini juga terkait dengan pembahasan bagaimana rekonsiliasi yang harus dilakukan di Kota Jayapura setelah kejadian rusuh beberapa waktu lalu," ujarnya.

Baca juga: Polres Tolikara gelar razia sajam jaga situasi kondusif

Senada dengan Lukas Enembe, Walikota Jayapura Benhur Tommy Mano mengatakan pihaknya mengusulkan agar di Tanah Papua tidak ada lagi paguyuban nusantara.

"Yang ada kini ada hanyalah warga nusantara karena orang Papua juga bagian dari warga nusantara ini," lanjutnya.

Benhur menambahkan pihaknya mengharapkan agar istilah "paguyuban nusantara" dihilangkan dan tidak ada lagi demo tandingan dari kelompok serta dalam waktu dekat mendeklarasikan Papua Tanah Damai.

Baca juga: Aparat TNI/Polri amankan obyek vital di Merauke

 

 

Pewarta: Hendrina Dian Kandipi
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019