Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu menyatakan optimistis ekspor nonmigas Indonesia pada 2008 akan sesuai target 12 hingga 14,5 persen, meski Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadinya defisit neraca perdagangan pada April 2008. "Itu (defisitnya) kan baru satu bulan, kita juga mengukur begitu. Kalau kita lihat perdagangan jangan cuma satu bulan, harus lihat trennya yang masih menunjukkan ada pertumbuhan," katanya di sela-sela acara Pekan Produk Budaya Indonesia (PPBI) di Jakarta, Rabu. Sebelumnya, BPS melaporkan Indonesia mengalami defisit perdagangan internasional pada April 2008 sebesar 530 juta dolar AS, karena nilai ekspor hanya mencapai 10,97 miliar dolar AS, sedangkan impor mencapai 11,50 miliar dolar AS. Kepala BPS Rusman Heriawan mengatakan, nilai ekspor April tersebut turun 7,78 persen dibanding ekspor Maret. Meskipun demikian naik 23,09 persen dibandingkan April 2007. Penurunan nilai ekspor terjadi akibat turunnya nilai ekspor non migas sebesar 7,08 persen menjadi 8,49 miliar dolar AS dan turunnya ekspor migas sebesar 10,11 persen menjadi 2,48 miliar dolar AS. Penurunan ekspor non migas terbesar terjadi pada ekspor CPO sebesar 1,133 miliar dolar AS. Sedangkan penurunan ekspor migas terbesar terjadi pada ekspor minyak mentah yang turun sebesar 105,2 juta dolar AS. Menurutnya, penurunan ekspor CPO dikarenakan penurunan harga CPO di pasar internasional pada April, dari 1.249 dolar AS menjadi 1.174 dolar AS per metriks ton, serta penurunan volume ekspor akibat naiknya pungutan ekspor (PE) menjadi 20 persen. Impor Naik Nilai impor selama April 2008 dilaporkan mencapai 11,50 miliar dolar AS atau meningkat sekitar 14,86 persen dibanding bulan sebelumnya. Kenaikan impor terjadi pada barang konsumsi dan barang modal yang masing-masing naik sebesar 7,51 persen dan 14,34 persen. Sedangkan impor bahan baku dan penolong turun tipis dari 78,54 persen bulan lalu menjadi hanya 78,15 persen. Menurut Mendag, kenaikan impor belum tentu berakibat negatif jika terjadi pada golongan barang modal dan bahan baku. "Kalau kita lihat pertumbuhannya, itu memang digunakan untuk impor barang modal maupun impor barang yang digunakan untuk meningkatkan kapasitas produksi. Berarti itu investasi meningkat, pada akhirnya ekspor akan meningkat. Jadi itu hanya masalah waktu saja, umumnya kita selalu punya surplus dalam neraca perdagangan," jelas Mendag. Berdasarkan data BPS, selama Januari-April 2008 nilai impor Indonesia mencapai 40,95 miliar dolar AS , yang terdiri dari impor migas sebesar 9,73 miliar dolar AS atau naik 23,76 persen dan impor nonmigas sebesar 31,22 miliar dolar AS atau naik 76,24 persen. Nilai ekspor pada Januari-April mencapai 44,61 miliar dolar AS atau naik 29,31 persen dibanding periode yang sama 2007, dan ekspor non migas mencapai 34,74 miliar dolar AS atau naik 22,35 persen. Ekspor hasil pertanian serta ekspor hasil industri selama periode Januari-April 2008 meningkat 48,88 persen dan 26,03 persen dibanding periode yang sama tahun 2007, sementara hasil tambang dan lainnya turun sebesar 4,29 persen. (*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008