Jakarta (ANTARA News) - Rupiah di pasar uang spot antar-bank Jakarta Rabu sore berada pada 9.310/9.315 per dolar AS, naik tujuh poin dibanding penutupan hari sebelumnya 9.317/9.320. Pengamat Pasar Uang, Edwin Sinaga, di Jakarta mengatakan, menguatnya rupiah lebih dipicu oleh ekspektasi bahwa Bank Indonesia akan menaikkan suku bunga acuan (BI rate), meski kenaikan itu diprediksi hanya sesaat. Ia mengemukakan permasalahan di Indonesia yang bergantian menjadikan suatu masalah tidak berpengaruh secara konstan, seperti kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang menimbulkan aksi demo mahasiswa, sirna setelah muncul aksi kekerasan front Pembebasan Islam (FPI) terhadap Aliansi Kebebasan Beragama dan Keyakinan yang menimbulkan korban. "Kami mengharapkan semua persoalan yang terjadi terhadap bangsa ini akan dapat diatasi dengan baik," katanya. Rupiah, lanjut dia wajar kalau masih berada di level itu, karena pasar menunggu pertemuan Dewan Rapat Gubernur (RDG) BI yang akan memutuskan apakah BI Rate akan naik. BI Rate diperkirakan akan mengalami kenaikan berkisar antara 25-50 basis poin akibat laju inflasi Mei yang tinggi yang mencapai 1,41 persen dan 10,34 (year on year), katanya. Menurut dia, rupiah masih bergerak dalam kisaran yang sempit antara 9.300 hingga 9.310 per dolar AS, namun apabila BI jadi menaikkan BI Rate maka rupiah diperkirakan akan bisa berada dibawah angka 9.300 per dolar AS. "Kami optimis sentimen positif itu akan mendorong rupiah kembali membaik hingga berada di bawah angka 9.300 per dolar AS," ucapnya. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008