Jakarta (ANTARA News) - Sejumlah partai politik baru yang tak lolos verifikasi administrasi oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), tak perlu risau, karena Partai Pemuda Indonesia (PPI) pimpinan Hasanuddin Yusuf mengaku sangat terbuka bagi parpol tersebut untuk bergabung. "PPI sangat membuka diri bagi partai yang tak lolos administrasi KPU untuk bergabung. Meski saat ini kami telah memiliki kepengurusan lengkap di 33 provinsi dan 426 kabupaten/kota sehingga mempermudah kami menghadapi verifikasi faktual KPU nanti," kata Hasanuddin dalam keterangan via pesan pendek (SMS) saat menghadiri Rapimda I DPD PPI NTB, di Mataram, Kamis. Dalam acara dihadiri ribuan kader FPI NTB itu, Hasanuddin mengatakan, saat ini juga terus berjalan demi mempersiapkan verifikasi faktual KPU. Bahkan kata dia, PPI di seluruh provinsi sedang menggelar Rapimda I untuk menguatkan struktur hingga tingkat ranting. Hasanuddin yang juga Ketua Umum Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) itu mengatakan, jika rapimda I PPI di provinsi Sumatera Utara dan Sumatera Selatan akan dihadiri Gubernur Sumut terpilih Samsul Arifin dan Gubernur Sumsel Syahrial Oesman. Untuk Rapimda 1 NTB ini juga dihadiri politisi Australia Max Cholin yang sangat tertarik dan mengikuti perkembangan PPI. Soal pencalegan, Hasanuddin menegaskan komitmen PPI bahwa 90 persen caleg yang akan diusung adalah wajah-wajah baru dan anak muda. "10 persen tetap diberikan pada senior untuk menunjukkan bahwa kami tidak melupakan pengalaman dan jasa senior," tandasnya. Meski demikian, katanya, sebagai partainya anak muda, PPI tetap berkomitmen untuk mengurangi dominasi kaum senior yang dinilainya membuat kondisi bangsa Indonesia belum mencerminkan harapan rakyat. Hasanuddin juga menambahkan, bahwa kaum muda telah berhasil menghantarkan perubahan sangat berarti bagi sejarah perjalanan bangsa ini dengan reformasi 10 tahun silam. "Namun di sisi lain, pemuda juga masih gagal dalam mensejahterakan cita-cita untuk membuat rakyat sejahtera," katanya. Menurut dia, kegagalan tersebut disebabkan karena dominasi kaum tua masih melingkupi cakrawala pengambilan keputusan baik di eksekutif dan legislatif. Dalam rangka memperingati 100 tahun Kebangkitan Nasional dan 80 tahun Sumpah Pemuda serta 10 tahun Reformasi, Hasanuddin mengajak semua elemen dan komponen pemuda untuk bersatu bangkit dan melakukan perubahan mendasar bagi kesejahteraan rakyat.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008