Surabaya (ANTARA News) - Ketua Umum Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI), Prabowo Subianto, berharap warga Nahdlatul Ulama (NU), khususnya Ikatan Pencak Silat NU (IPSNU) Pagar Nusa, untuk menjaga aset dan karakter bangsa tidak dijual kepada pihak asing. "Pencak silat itu mengajarkan karakter yang tidak mau diinjak-injak, karena itu IPSNU Pagar Nusa harus ikut menjaga NU dan aset bangsa," kata rrabowo, yang juga Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), di Surabaya, Sabtu. Prabowo selaku anggota Dewan Pembina Pimpinan Pusat (PP) IPSNU Pagar Nusa mengemukakan hal itu saat melantik Pengurus Wilayah (PW) IPSNU Pagar Nusa Jawa Timur (Jatim) periode 2008-2013 di Gedung PWNU Jatim. Ia juga mengharapkan, IPSNU Pagar Nusa untuk mendesak NU secara organisatoris bersuara guna menjaga dan menyelamatkan aset bangsa yang akhir-akhir ini banyak dijual kepada asing. "Suara NU itu penting, agar pihak-pihak yang selama ini terlena dengan kapitalisme dan neoliberalisme menjadi tergugah, sebab Amerika Serikat (AS) sebagai penggagas kapitalisme sudah meninggalkan kapitalisme dan neoliberalisme yang dinilainya sebagai konsep yang salah," katanya. Bukti dari kesalahan itu, kata mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Danjen Kopassus) TNI Angkatan Darat (1996-1998) dan Panglima Komando Cadangan Strategis TNI-AD (Pangkostrad) pada 1998 itu, adalah Indonesia yang tiga seperempat wilayahnya merupakan laut justru menjadi pengimpor garam. "Indonesia yang kaya sumber daya alam justru menjadi pengimpor pangan, akibat sumber daya alam yang dimiliki dijual dengan murah," katanya. Oleh karena itu, katanya, NU yang selama ini menjadi stabilisator bangsa serta berjuang keras membela bangsa dan negara, hendaknya mempertahankan aset-aset bangsa yang dijual kepada kalangan asing secara bertahap tapi pasti. Secara terpisah, Ketua PW IPSNU Pagar Nusa Jatim H Faidhol Manan menyatakan pihaknya siap menerima perintah NU dan pemerintah untuk membela bangsa dan negara dari penjajahan kapitalisme dan neoliberalisme. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008