Yokohama (ANTARA News) - Pelatih baru klub Inter Milan, Jose Mourinho, pada Sabtu bersumpah akan membawa lebih banyak lagi gelar ke juara Liga Utama Italia itu, seraya mengatakan bahwa hal itu merupakan tugasnya sebagai pelatih dengan nama besar. "Karena saya bekerja selalu di sepak bola tingkat teratas, di klub-klub besar, maka tujuannya selama sama," katanya kepada wartawan, setelah ambil bagian dalam suatu pertandingan eksebisi di Yokohama, Jepang. "Anda harus menang. Bila Anda tidak menang, itu tidak cukup baik. Bila Anda berada di posisi kedua, itu tidak cukup baik. Bila Anda kalah di final, itu tidak cukup baik," kata pelatih asal Portugal itu, yang pernah secara terkenal menyebut dirinya sendiri sebagai "the special one." "Ini merupakan kehidupan di klub-klub teratas. Anda harus mengakui realita ini," katanya. Mourinho telah mencapai keberhasilan di dua klub sebelumnya, yakni FC Porto di Portugal dan Chelsea di Inggris, tempat ia melatih klub pemenang Liga Champions, Piala UEFA, empat gelar domestik, dua piala domestik, dan dua Piala Liga Inggris selama lima tahun kejayaan dari 2002 hingga 2007. Di klub Inter Milan yang berada di Seri A Liga Utama Italia tersebut, Mourinho menggantikan Roberto Mancini, yang dipecat meskipun baru saja membawa tim asuhannya menjadi juara liga tiga kali secara beruntun. "Klub-klub besar, mereka selalu ingin menjadi juara, mereka ingin merebut trofi, mereka ingin meraih piala. Mentalitas di klub-klub teratas seperti itu," katanya. Surat kabar Italia telah berspekulasi bahwa Mourinho mungkin berusaha merekrut para pemain dari Chelsea, dengan nama-nama Didier Drogba, Michael Essien. Frank Lampard, dan Ricardo Carvalho sering disebut. "Barangkali, Inter akan berusaha membeli beberapa pemain, serta klub-klub lainnya dan presiden dan manajer, mereka berkata `kami tidak menjual`. Jadi, bisnis antara klub-klub besar dan para pemain besar tidak pernah mudah," kata Mourinho. Mourinho datang ke Jepang sebagai seorang pelatih untujk suatu pertandingan eksebisi yang dituanrumahi oleh mantan pemain internasional Jepang, Hidetoshi Nakata. Mantan dan pemain internasional Jepang sekarang ini bertanding melawan para pemain timpalannya dari seluruh dunia, termasuk Clarence Seedorf dari AC Milan, Edgar Davids dari Ajax, dan mantan pemain internasional Italia, Salvatore Schillaci, yang pernah bermain di Liga-J. Pertandingan tersebut, yang berakhir imbang 2-2, merupakan bagian dari kampanye tersamar yang ditetapkan sebagai "kesadaran global" oleh Nakata. Sejumlah 63.143 penonton memadati Stadion Nissan, Yokohama, tempat berlangsungnya pertandingan final Piala Dunia 2002. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008