Jakarta (ANTARA News) - Berbagai spekulasi berkembang terkait pernyataan Fraksi Partai Golkar (FPG) DPR RI yang sedang mempertimbangkan perubahan sikap dan haluan politik menyusul kekecewaan yang selama ini dirasakan. Pendiri Partai Demokrat Hencky Luntungan kepada ANTARA di Jakarta, Minggu berpendapat, manuver FPG DPR RI itu lebih mengarah kepada keinginan memosisikan Jusuf Kalla dalam kaitan duet dengan Susilo Bambang Yudhoyono pada Pemilu 2009. Mau lagi? Hanya bisa di nomer dua! "Saya berpendapat, upaya ini memang sengaja diciptakan agar Partai Golkar terlihat kritis," kata Heccky Luntungan yang juga Ketua LSM Trisula Nusantara. Meski terjadi perubahan sikap menjadi kritis terhadap kebijakan pemerintah, tetapi Partai Golkar sebenarnya ingin memosisikan Jusuf Kalla untuk tetap berpasangan dengan Susilo Bambang Yudhoyono pada Pemilu mendatang. "Dengan begitu `kan jadi mahal. Jadi, ini sengaja diciptakan," katanya. Namun Hecky menyayangkan format manuver itu sebagai wujud perang dingin dan Golkar tidak siap "bertempur" secara terbuka. Gertak sambal! Sebelumnya, Ketua FPG DPR Priyo Budi Santoso menyatakan, pihaknya sedang mempertimbangkan perubahan haluan dan sikap politiknya terhadap pemerintah dan bersamaan dengan hal itu, seluruh anggota Fraksi Partai Golkar (FPG) diberi kebebasan untuk menyikapi berbagai persoalan bangsa. Priyo menegaskan, saat ini di internal Golkar sedang berkembang pemikiran agar Golkar mempertimbangkan perubahan haluan dan sikap politik yang selama ini memberi dukungan penuh kepada pemerintah. Keharusan Golkar memberi dukungan kepada pemerintah telah diwujudkan secara nyata oleh anggota FPG di parlemen. Seluruh anggota FPG harus selalu mendukung semua kebijakan pemerintah. Namun haluan dan sikap politik Golkar itu menyebabkan Anggota FPG di parlemen terkungkung. "Kami telah memberi dukungan penuh kepada pemerintah dengan mengerahkan seluruh daya upaya. Namun Golkar tidak memperoleh apresiasi selayaknya," kata Priyo. Bersamaan dengan munculnya pertimbangan perubahan haluan dan sikap, kata Priyo, maka mulai saat ini, seluruh anggota FPG diberi kebebasan untuk mengembangkan sikapnya terkait penggunaan hak angket dan hak interpelasi yang sedang berlangsung. Anggota FPG juga diberi kebebasan menyikapi atau menyoroti berbagai persoalan. Selama ini, kebebasan seperti itu tidak dimiliki oleh anggota FPG DPR karena adanya keharusan mendukung seluruh kebijakan pemerintah. "Perubahan sikap di DPR itu mulai berlaku hari ini," kata Priyo. Selain kasus Pilkada Maluku Utara, Golkar juga sangat kecewa dengan kasus pemilihan Gubernur Lampung. Dalam beberapa kasus pilkada, Golkar juga merasa dirugikan. Selain itu, dalam pemilihan duta besar pun Golkar dirugikan. "Kasus Maluku Utara ini hanya akumulasi dari seluruh kegetiran yang kami rasakan," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008