Jayapura (ANTARA) - Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP) menyatakan Pemerintah provinsi (pemprov) setempat tidak menginstruksikan mahasiswanya yang berkuliah di luar Papua untuk pulang ke Bumi Cenderawasih pascaterjadinya kasus rasis belum lama ini.

Ketua DPRP Yunus Wonda, di Jayapura, Jumat, mengatakan, pihaknya menyayangkan jika mahasiswa yang sudah dibiayai oleh pemprov setempat untuk berkuliah di luar Bumi Cenderawasih pulang tanpa menyelesaikan pendidikannya terlebih dahulu.

Baca juga: Papua Terkini- MUI dorong pemerintah lakukan dialog terkait Papua

"Tapi kami juga tidak bisa memaksa para mahasiswa ini untuk bertahan jika ternyata tidak nyaman berkuliah setelah adanya kejadian rasis belum lama ini," katanya.

Menurut Yunus, pihaknya juga menyayangkan keputusan mahasiswa yang tidak menyelesaikan pendidikannya lalu pulang karena masa depan pendidikan sangat penting.

Baca juga: Kapolri: belum ada rencana penarikan personil TNI-Polri di Papua

"Infonya mahasiswa yang pulang adalah mahasiswa dari Manado, Surabaya, Makasar, Jakarta, Bandung, Malang dan lainnya," ujarnya.

Dia menjelaskan pendidikan merupakan masalah penting sehingga seharusnya tetap melanjutkan pendidikan, tapi sekali lagi ini kembali lagi kepada masing-masing pribadi dan pihaknya tidak dapat memaksakan hal tersebut.

Baca juga: Dewan Pers ingatkan jurnalis hati-hati menulis soal Papua

"Hingga kini kami belum mengetahui alasan yang jelas dan pasti penyebab mahasiswa Papua ini kembali pulang ke kampungnya masing-masing, yang jelas tidak ada instruksi dari pemerintah daerah," katanya lagi.

Dia menambahkan, pihaknya juga akan mendata mahasiswa-mahasiswa yang pulang tersebut sehingga oleh Biro Otonomi Khusus (Otsus) yang menangani soal beasiswa dapat memutuskan ke depannya akan diteruskan pemberian beasiswanya atau tidak.

Pewarta: Hendrina Dian Kandipi
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2019