Denpasar (ANTARA News) - Drama gong, salah satu jenis kesenian tradisional Bali yang mengkolaborasi dari hampir semua jenis gerak tari, mampu menarik perhatian penonton kembali akan ditampil dalam pementasan Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-30 yang akan digelar mulai 14 Juni mendatang. "Kesenian drama gong yang pernah menjadi primadona PKB tahun 1990 kembali diangkat ke permukaan untuk mengetahui sejauh mana perhatian masyarakat terhadap kesenian kreasi itu," kata Kepala Sub-Dinas (Kasubdis) Kesenian Dinas Kebudayaan Propinsi Bali, I Made Santha, di Denpasar, Minggu. Ia mengatakan, drama tradisional Bali yang muncul di era tahun 1967 pernah menjadi primadona dalam PKB, namun sepuluh tahun terakhir tidak pernah lagi ditampilkan dalam aktifitas seni tahunan di Pulau Dewata. "Penampilan kali ini selain untuk mengetahui, apakah kesenian drama gong masih diminati masyarakat Bali, juga untuk menggairahkan garapan kesenian yang bersifat kolosal," ujar Made Santha. Pementasan drama gong merupakan salah satu dari 135 kali pementasan yang dibawakan oleh kelompok (sekaa) utusan dari delapan kabupaten dan satu kota di Bali selama sebulan PKB berlangsung. Pementasan lainnya berupa berbagai bentuk ragam kesenian Bali mulai tradisi, kreasi, pengembangan dan kontemporer. Pementasan sebanyak 135 kali merupakan salah satu dari lima agenda PKB yang dijadwalkan dibuka Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, 14 Juni mendatang. Pementasan tersebut diawali dengan penampilan sendratari kolosal garapan Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar di panggung terbuka Ardha Chandra Taman Budaya Denpasar. Garapan yang ditata secara apik dengan melibatkan ratusan seniman tabuh dan tari lebih mengedepankan mutu penampilan, demikian pula jenis pementasan lainnya. Made Santha menambahkan, PKB yang mengangkat tema "Citta Wretti Nirodha", yakni pengendalian diri menuju keseimbangan dan keharmonisan lebih mengedepan mutu pementasan dan garapan kolosal. Pemanfaatan panggung Ardha Candra yang berkapasitas 10.000 penonton dimanfaatkan sebanyak 30 kali, termasuk penampilan drama gong, padahal kegiatan serupa tahun sebelumnya hanya 12 kali. Demikian pula lima panggung lainnya dimanfaatkan secara maksimal, dengan jadwal pengaturan sedemikian rupa sejak pagi, siang, sore hingga malam. Selain duta seni utusan dari delapan kabupaten dan satu kota di Bali, tercatat 22 daerah di Indonesia serta 14 grup kesenian dari sepuluh negara ikut memeriahkan PKB, ujar Made Santha. (*)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008