Denpasar (ANTARA News) - Kongres kebudayaan Bali yang baru pertama kali digelar dalam rangkaian Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-30 akan dibuka Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik, 14 Juni mendatang. "Rencana semula kongres tersebut dibuka Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, karena jadual Kepala Negara cukup padat serangkaian kunjungannya di Bali, pada pembukaan kongres kebudayaan itu diwakili Menbudpar," kata Gubernur Bali Drs Dewa Beratha di Denpasar Senin. Ketika memimpin rapat persiapan Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-30, ia mengatakan kepala negara tetap menjadualkan kunjungan kerja di Bali dengan sejumlah agenda, termasuk membuka aktifitas seni tahunan di Pulau Dewata. "Kongres kebudayaan Bali akan dibuka oleh Menbupar Jero Wacik tanpa mengurangi makna dan arti penting kongres kebudayaan Bali itu," ujar Gubernur Beratha. Kepala Dinas Kebudayaan Propinsi Bali Drs Nyoman Nikanaya menambahkan, kegiatan selama tiga hari, 14-16 Juni 2008 menampilkan 38 pembicara yang terdiri atas pembicara lokal 25 orang, tingkat nasional tujuh orang dan mancanegara enam orang. Pembicara dalam dan luar negeri telah menyatakan kepastiannya untuk memberikan masukan dan sumbangan pemikiran pada kongres kebudayaan Bali. Pembicara internasional tersebut antara lain Dirjen UNESCO Kaichiro Matsura, Dr Shangkar Dhayal Dvivedi dari Uthar Prodesh University India, Prof Dr Jenskin (Amerika Serikat), Adrian Vickers (Australia), Shenji Yamasitha (Jepang) dan Dr Mark Hobart (Inggris). "Para pembicara mancanegara yang pernah tinggal dan melakukan penelitian menyangkut seni budaya Bali, dengan harapan masukan yang diberikan mampu menyelamatkan seni budaya Bali di tengah persaingan yang semakin ketat di era global," ujar Nikanaya. Ia menambahkan, kongres yang melibatkan 400 peserta dari berbagai unsur di Bali, nasional dan internasional, tujuh pembicara tingkat nasional, termasuk dua menteri kabinet Indonesia bersatu, dua dirjen, seorang mantan dirjen dan seorang tokoh budayawan. Mereka antara lain Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero wacik dengan kertas kerja berjudul "Budaya dan Pariwisata", Kepala BAPPENAS Ir. Paskah Suzetta dengan makalah "Perencanaan Pembangunan Kebudayaan", Dirjen Diplomasi Publik Deplu tentang hubungan internasional melalui kebudayaan, Prof Dr Edi Sedyawati (Identitas Bangsa), Dirjen HAKI Departemen Hukum dan HAM, Putu Wijaya (Peradaban Bangsa) dam Prof Dr Komang Gede Bendesa (Ekonomi Kapitalis dan Kebudayaan). Nikanaya mengatakan, selain itu juga tampil 25 pembicara dari tingkat lokal (Bali) yang menyoroti kehidupan seni dan budaya Bali dari berbagai aspek. Pembahasan menyangkut identitas meliputi agama, bahasa dan manusia Bali menampilkan tiga pembicara masing-masing Drs Ida Bagus Gede Agastia (anggota DPD-RI), Prof Dr I Gusti Made Sutjaja MA (Universitas Udayana) dan Prof Dr Ida Bagus Gunada (Universitas Hindu Indonesia). Pembahasan menyangkut ekonomi meliputi pariwisata, pertanian dan lingkungan menampilkan enam pembicara semua gurubesar dari Universitas Udayana masing-masing Prof Dr Nyoman Erawan, Prof Dr I Made Sukarsa, Prof Dr I Gde Pitana, Prof Dr Dewa Suprapta, Dr Rahmanta dan Dr Wayan Suwarna. Pembahasan tentang peradaban (arsitek, pendidikan, gender dan Pemuda) oleh Rumawan Salain, Prof Dr Dewa Komang Tantra, Prof Dr Nyoman Dantes, Dra Luh Arjani dan Sugi Lanus. Sedangkan menyangkut hak kekayaan intelektual (HAKI) oleh Prof Dr I Made Bandem, Drs Nyoman Gunarsa, Prof Dr I Wayan Dibia, Prof Dr I Made Wianta dan Pujiati. (*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008