Denpasar (ANTARA News) - Siti Nurhaliza ikut mendampingi suami, Datuk Khalid, bersama pengusaha lain dari Malaysia untuk menawarkan investasi pembangunan jalan dan jembatan kepada Gubernur Bali, Dewa Beratha, di Denpasar, Senin. Penyanyi yang sempat populer di Indonesia itu bersama rombongan konsorsium investor Malaysia, Gridcomm Shd BHD dan Isyoda Corporation Berhad, tertarik menanamkan modalnya dalam pembangunan jalan dan jembatan menghubungkan Serangan, Denpasar Selatan, dengan Tanjung Benoa, Nusa Dua. Rombongan pengusaha lainnya adalah Zaidun Leeng dari Isyoda, yang disertai Konsul Spanyol di Bali, Amir Rabik, dan melakukan pembicaraan di kantor Gubernur Bali. Rencana pembangunan jalan baru itu untuk mengatasi kepadatan arus lalu lintas jalur selatan Denpasar-Nusa Dua. Datuk Khalid memaparkan hasil kajiannya untuk membantu Pemerintah Propinsi Bali mengatasi kemacetan lalu lintas jalur wisata Denpasar-Nusa Dua yang mereka sebut "Proposed Bali Highway". Investor asal Negeri Jiran itu menawarkan perlunya Pemprop Bali membangun jalur tol yang melintas di atas permukaan laut Tanjung Benoa yang akan bisa mengatasi kemacetan lalu lintas dan memperpendek jarak tempuh Denpasar-Nusa Dua. Jalan tersebut sepanjang 7,5 km, tanpa melewati jalur Denpasar-Kuta-Nusa Dua seperti jalur yang ada selama ini. Investor juga menawarkan kepada Gubernur Beratha pembangunan jalur baru di atas permukaan laut yang menghubungkan Bandara Ngurah Rai-Nusa Dua sepanjang 4,5 km. Pembangunan jalan tol yang ditawarkan tersebut terdiri atas empat ruas untuk kendaraan roda empat serta jalur khusus untuk sepeda motor dan pejalan kaki. Gridcomm Shd Bhd juga mengajukan usul untuk membangun jalan layang di dua lokasi masing-masing di persimpangan Dewa Ruci (simpang siur), Kuta, dan di persimpangan Patung Ngurah Rai, Tuban, arah bandar udara. Investor tersebut mengajukan dua usulan, yakni yang pertama proyek dengan konsesi pengelolaan jalan tol dalam jangka waktu 35 tahun, yakni seluruh hasil pungutan dikelola konsorsium. Untuk itu pihak investor harus menanamkan investasi sebesar Rp4,102 triliun, belum termasuk pembebasan lahan. Usulan yang kedua seluruh dana ditanggung Pemprop Bali yakni sebesar Rp3,775 triliun dan konsorsium bertindak sebagai kontraktor. Gubernur Dewa Beratha menyambut baik keinginan investor untuk ikut memecahkan masalah transportasi jalur selatan itu, namun haltersebut masih perlu pembahasan dari instansi teknis. Pemprop Bali memang telah memperioritaskan pembangunan jalan dan jembatan yang menghubungkan Serangan-Nusa Dua, sebagai jalan pintas memperpendek jarak tempuh sampai 50 persen dari jalur yang ada melewati jalan by pass Sanur-Nusa Dua, ujar Gubernur Beratha. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008