Kotabaru (ANTARA News) - Hingga saat ini sejumlah pengusaha tahu dan tempe di sejumlah daerah di Kabupaten Kotabaru, Provinsi Kalimantan Selatan masih menghentikan kegiatan produksi akibat harga kedelai melambung dan bertahan Rp10 ribu per kilogram. Asmo, pengusaha tahu di Kelumpang Selatan, Senin mengaku hingga saat ini pihaknya masih belum berani kembali mengoperasikan pabrik tahunya yang sudah diistirahatkan sejak awal 2008, karena mahalnya harga kedelai. "Saat harga kedelai mencapai Rp4.000 per kg, kami sudah kesulitan mengembalikan modal. Apalagi sekarang ini harga kedelai naik hingga tiga kali lipat, dapat dipastikan usaha kami langsung gulung tikar," ucapnya. Selain harga kedelai terus melambung, ketersediaan kedelai di tingkat agen dan pengecer di pasar-pasar belakangan ini juga tidak menentu dalam seminggu ada lima hari kosong. Para pedagang tidak dapat membeli secukupnya, mereka harus stok kedelai untuk beberapa pekan, karena barangnya sering kosong. Dengan membeli kedelai secukupnya tersebut, dapat dipastikan produksi tahu dan tempe akan tersendat-sendat, hal itu membuat pelanggan lari karena barang yang dibutuhkan sering kosong. Sedangkan untuk menyetok barang banyak pengusaha tahu dan tempe tidak mempunyai modal besar, mengingat harga kedelai per tonnya mencapai Rp10 juta belum termasuk ongkos angkut dan bongkar muat dari gudang ke rumah. Tak mampu beroperasi dan pailit Rochmad, pengusaha tahu asal Lamongan, yang sempat melayani pedagang tahu di pasar-pasar harian dan pasar Kemakmuran Kotabaru itu, mengaku tidak akan mampu mengoperasikan pabrik tahunya akibat naiknya harga bahan baku dan biaya operasional. Ditambahkan akibat naiknya harga kebutuhan sehari-hari dan naiknya BBM serta kedelai, pihaknya memutuskan untuk mencari usaha lain, seperti menjadi pemborong bangunan di Kotabaru. Bahkan Rochmad dan keluarganya telah memutuskan untuk menjual mesin dan perelngkapan, pabrik tahunya karena diperkirakan harga kedelai tidak akan turun seperti tahun-tahun lalu. Menurut para pengusaha tahu dan kedelai tersebut, jika harga kedelai tidak segera turun dan normal seperti sebelumnya, Rp3.000 per kg lama-lama pengusaha tahu dan tempe di Kotabaru satu-persatu akan tumbang dan gulung tikar. Karena pedagang tidak dapat mengurangi ukuran dan menaikkan harga tahu dan kedelai untuk menyesuaikan harga kedelai yang terus melambung, ujarnya. Pemerintah harus segera menyetabilkan harga kedelai yang terus melonjak, dengan cara memberikan subsidi kepada pedagang atau membuka perluasan budidaya tanaman kedelai secara besar-besaran. Dalam kesempatan terpisah, Kabid Perdagangan pada Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kotabaru, dalam beberapa pekan ini kedelai di Kotabaru kosong.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008