Ambon (ANTARA News) - Polda Maluku menyatakan telah memeriksa enam saksi untuk mengungkap pelaku dan motif pembakaran bangunan pondok pesantren Alkhaerat di Desa Poka, Kecamatan Teluk Ambon, Kota Ambon, Sabtu (7/6) dinihari lalu. Menurut Wakapolda Maluku Kombes Pol. Benno Kilopang, enam saksi itu tengah menjalani pemeriksaan intensif di Mapolres Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease. Bangunan pondok pesantren Alkhaerat dibakar oleh orang tidak dikenal saat para santri dan gurunya tengah tertidur lelap. "Polisi menerima laporan dari pimpinan pondok pesantren Alkhaerat, Ikram Ibrahim, bahwa seorang santri bernama M. Andi yang bangun pukul 04.00 WIT untuk kencing, melihat seseorang bertubuh janngkung berpakaian gelap keluar dari ruang kelas tiga," kata Benno Kilopang di Ambon, Selasa. Namun karena jaraknya yang jauh, Andi tidak dapat mengenali orang tersebut, jelas Benno. Ketika santri Andy kembali ke ruangannya. Selang beberapa menit semua santri dan pimpinan pondok dibangunkan oleh salah satu guru perempuan yang melihat ada kebakaran di ruang belajar kelas tiga dan mereka bergegas memadamkan nyala api yang belum terlalu besar. Sejumlah peralatan di ruang kelas tiga seperti mesin pemotong rumput dan drum berisi minyak berhasil dikeluarkan. Tapi, anehnya sebuah titik api justeru bermunculan dari ruang kelas dua dan ruang bekas perpustakaan yang berdekatan dengan kantor. Kebakaran itu kemudian menghanguskan dua ruang belajar dan sebuah ruang bekas perpustakaan. Ikram Ibrahim mensinyalir adanya oknum-oknum tertentu yang berniat menyulut perkelahian dan benturan antar warga di Maluku dengan cara membakar pondok pesantren yang dipimpinnya. Ikram menyerahkan sepenuhnya masalah ini kepada polisi untuk mengusutnya. Sejak peristiwa pembakaran itu, pimpinan Ponpes Alkhaerat langsung berkoordinasi dengan Ketua Yayasan Ponpes Alkhaerat, Fadel Muhamad, yang adalah Gubernur Gorontalo.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008