Tanjungpinang (ANTARA News) - Situasi perkampungan Ahmadiyah di Kelurahan Toa Payah Selatan, Kecamatan Gunung Kijang, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepri, aman. "Perkampungan kami aman, antara penganut Islam dan Ahmadiyah saling menghormati," kata pengikut Ahmadiyah, Taher di kediamannya jalan Kakak Tua, RT 1 RW 2, Kelurahan Toa Payah Selatan, Kabupaten Bintan, Selasa. Ia mengaku, sudah hampir sebulan tidak melakukan aktivitas di mesjid Ahmadiyah. "Situasi kurang kondusif karena itu kami berhenti melakukan kegiatan di mesjid," ujarnya. Hal yang sama juga dikatakan RT setempat, Tua Saleh Suhada. "Untuk sementara situasi aman terkendali, meski sebelumnya beberapa warga ingin mengusir pengikut Ahmadiyah yang dinilai mulai meresahkan," kata Tua. Ia sudah mengimbau kepada mualim Ahmadiyah agar kegiatan pengajian untuk sementara dihentikan hingga Surat Kesepakatan Bersama (SKB) Menteri Agama, Mendagri, dan Jaksa Agung ditandatangani. "Sekarang sudah ditandatangani. Saya akan minta mereka menghentikan penyebaran, penafsiran dan kegiatan yang menyimpang dari pokok-pokok ajaran Agama Islam," ujarnya. Menurut Tua, jumlah pengikut Ahmadiyah di Kelurahan Toa Payah Selatan sebanyak 10 orang, semakin berkurang dibanding sebelumnya. Pengikut Ahmadiyah yang berasal dari warga setempat dan Tanjungpinang masih melakukan shalat Jumat berjamaah di mesjid Ahmadiyah. "Kami dapat kabar ada seratus lebih pengikut Ahmadiyah di Desa Numbing," ungkapnya. Seorang warga yang juga menjadi imam salah satu surau di Kelurahan Toa Payah Selatan, Has mengatakan, baru-baru ini remaja berpakaian SMU beribadah di mesjid Ahmadiyah. "Jumlahnya sekitar 6 orang. Kami khawatir remaja-remaja tersebut dipengaruhi," katanya.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008