Brisbane, (ANTARA News) - Setelah sekitar 11 bulan berada di perairan Australia, kapal latih TNI KRI Arung Samudera, Rabu pagi meninggalkan dermaga Angkatan Laut Australia (RAN) "Larrakeyah Barracks" Darwin menuju Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) menuju pangkalannya di Surabaya. Komandan KRI Arung Samudera Mayor Laut (P) Eko Deni Hartono mengatakan, pihaknya memerlukan waktu sekitar lima hari untuk tiba di Kupang. "Saat keberangkatan kapal perwira RAN yang ikut melepas kita adalah Komander Ansley selaku komandan HMS Coonawarra dan Letnan Plumber selaku komandan fasilitas pelabuhan," katanya. Keberangkatan kapal tiang tinggi itu juga dihadiri Konsul RI Darwin, Harbangan Napitupulu, Atase Laut di KBRI Canberra, Kolonel Laut Eden Gunawan, dan dua orang perwira RAN "Larrakeyah Barracks" tersebut, sebagaimana disampaikan Kabid Penerangan Konsulat RI Darwin, Arvinanto Soeriaatmadja, kepada ANTARA. Edo Deni mengatakan, selama sepekan di Darwin, para teknisi "Marine Application", anak perusahaan "Viking Industries Limited" yang memperbaiki kapal latih tiang tinggi TNI AL tersebut, merampungkan pengecekan ulang terhadap seluruh perangkat kapal. "Kita pun sudah memesan berbagai `spareparts` (suku cadang) KRI Arung Samudera yang sulit dicari di Tanah Air sebagai stok," katanya. Kehadiran Eko Deni dan 18 awak KRI Arung Samudera di Darwin disambut hangat banyak warga Indonesia yang berdomisili di maupun yang kebetulan sedang berkunjung ke ibukota negara bagian Northern Territory (NT) Australia itu. Mayor Eko Deni mengatakan, pihaknya tidak hanya mendapat kunjungan tetapi juga undangan jamuan makan siang dari sejumlah warga. Pada 4 Juni lalu, bersama Konsul Harbangan Napitupulu dan sejumlah staf Konsulat RI Darwin, Mayor Eko Deni dan Kapten Laut (P) Rizky Prayudi (calon komandan KRI Arung Samudera-red.) diterima Walikota Darwin, Graeme Sawyer. KRI Arung Samudera berada di Australia sejak tahun lalu. Pelayaran KRI Arung Samudera ke negeri jiran ini dimaksudkan untuk ikut menyemarakkan penyelenggaraan KTT Forum Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik di Sydney pada 8-9 September 2007 bersama enam kapal layar tiang tinggi Australia. Namun, dalam pelayaran dari Cairns ke Brisbane pada 23 Agustus 2007, kapal dihadang badai besar di perairan Teluk Wide, Queensland, dan sempat terdampar di pantai Rainbow sebelum berhasil ditarik ke Brisbane. Kapal layar tersebut berada di Queensland, khususnya Brisbane, selama sekitar sembilan bulan untuk proses perbaikan dan pemulihan akibat kerusakan yang dideritanya akibat badai dan cuaca buruk 23 Agustus 2007 itu. Pada saat kejadian, Badan Meteorologi dan Geofisika Australia mencatat curah hujan di kawasan Rainbow Beach pada saat musibah terjadi mencapai 813 milimeter atau 10 kali lebih besar dari rata-rata curah hujan bulan Agustus. Intensitas curah hujan di kawasan itu selama beberapa hari pada Agustus 2007 merupakan yang terbesar sejak tahun 1880. Kapal buatan Selandia Baru berbobot 120 ton yang sebelum dibeli pemerintah RI bernama "Advanture" itu diperbaiki di dok milik "Viking Industries Limited" Brisbane melalui anak perusahaannya, "Marine Application". Dalam proses perbaikan, beberapa perlengkapan kapal yang rusak telah diganti dengan yang baru. Di antara yang diganti baru itu adalah "Centre boat" berbobot 3,5 ton, enam layar, dua mesin, generator dan baling-baling tiga daun. Rute palayaran pulang KRI Arung Samudera dari Australia menuju Tanah Air adalah dermaga RAN "Bulimba" Brisbane-Cairns-Darwin-Kupang dan Surabaya. Kapal yang dinakhodai Mayor Eko Deni ini meninggalkan Brisbane menuju Cairns tanggal 6 Mei lalu.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008