Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Australia akan menyediakan hingga A$50 juta atau sekitar Rp440 miliar untuk membantu Propinsi Aceh membangun masa depan yang makmur dan damai setelah dampak ganda tsunami dan 30 tahun pertentangan sipil telah menjadikan daerah ini sebagai salah satu propinsi termiskin di Indonesia. Keterangan pers Kedubes Australia di Jakarta, Minggu, menyebutkan bantuan ini sebagai bagian dari kemitraan pembangunan lima tahun Australia yang baru dengan Indonesia. Dana bantuan itu akan digunakan untuk memperbaiki kualitas pendidikan anak-anak, membantu pemerintah menyediakan pelayanan yang lebih baik, membantu masyarakat, termasuk wanita untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan dan demokrasi. Selain itu untuk pembangunan kembali kemampuan bertahan hidup dan mendukung pembangunan ekonomi. Bantuan ini menandai masa perpindahan dari usaha rehabilitasi Australia yang sangat sukses di Aceh kepada komitmen berkelanjutan bagi pembangunan propinsi dalam jangka panjang. Sejak musibah tsunami tahun 2004, Australia telah membangun kembali fasilitas-fasilitas kesehatan dan pendidikan dan balai-balai desa di tengah masyarakat, mendukung rekonstruksi perumahan melalui pemetaan tanah dan memperkuat proses demokrasi dan pelayanan pemerintah. PM Australia Kevin Rudd, dalam kunjungan ke Aceh, pekan lalu, juga telah meresmikan Sekolah dasar (SD) Ulee Lheue, satu dari lebih 2.000 sekolah dasar yang sedang dibangun di seluruh Indonesia untuk meningkatkan kesempatan bagi anak-anak, termasuk anak perempuan dan menyediakan kualitas pendidikan yang lebih baik. Pemerintah Australia akan membantu pembangunan sekolah melalui programnya yang berhasil dengan pendanaan untuk Aceh sebesar A$8,5 juta atau sekitar Rp75 miliar selama tiga tahun. Komitmen jangka panjang Australia yang substansial untuk Aceh adalah bagian penting dari pembangunan kemitraan dengan Indonesia yang terfokus pada 100 juta orang seluruh Indonesia yang hidup dalam kemiskinan dengan pendapatan kurang US$2 atau Rp18 ribu/hari. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008