Jakarta (ANTARA News) - Ketua Pengurus Harian YLKI (Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia) Sudaryatmo mengatakan, sistem transportasi umum yang kurang didukung oleh kebijakan subsidi pemerintah telah menyebabkan belanja transportasi penduduk Indonesia masuk ke kategori "tidak sehat". "Berdasarkan hasil survei YLKI di lima kota besar di Indonesia, belanja transportasi masyarakat sudah berkisar 15-20 persen dari total pendapatan. Ini sudah tidak sehat," kata Sudaryatmo di Jakarta, Senin. Ia lalu membandingkan kondisi di negeri tetangga seperti Cina, yang berkat kebijakan sektor transportasinya bisa menekan biaya belanja masyarakat untuk sektor yang satu ini menjadi di kisaran tujuh persen dari penghasilan. "Seharusnya Pemerintah saat menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) juga harus memperhatikan secara serius aspek transportasi angkutan umum," ujar Sudaryatmo. Lebih lanjut ia mencontohkan di beberapa tempat tarif angkutan umum dinaikkan secara sepihak oleh pengusaha angkutan, tanpa menunggu atau menaati ketentuan yang dirilis oleh Pemerintah. Sektor transportasi harus diperhatikan secara berimbang, ujar Sudaryatmo. "Tiap tahunnya PT Kereta Api Indonesia (KAI) menerima PSO 700 miliar rupiah, padahal kereta api hanya melayani enam persen pengguna moda transportasi," ujarnya. Menurut YLKI, Pemerintah seharusnya memperhatikan sektor transportasi angkutan umum agar beban belanja di sektor transportasi tidak memangkas pendapatan keluarga. "Kalau perlu angkutan umum itu juga mendapat subsidi oleh Pemerintah supaya tarifnya tidak terlalu besar dan melonjak tinggi setiap kali ada kebijakan menaikkan harga BBM," demikian Sudaryatmo. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008