Denpasar (ANTARA News) - Tokoh spiritual Bali terutama pelajar Pusat Studi Spiritual "Brahma Kumaris" Denpasar diundang ke Afrika untuk bisa memberi pelayanan ilahi kepada masyarakat di sejumlah negara di sana. "Tingkat spiritualitas masyarakat Bali cukup tinggi, kami undang ke Afrika untuk bisa memberikan pelayanan ilahi di sana," ajak Sister Vedanti, Yogini dari Benua Afrika sesaat sebelum bertolak dari Denpasar ke Singapura, Selasa. Direktur Pusat Studi Spiritual Brahma Kumaris Benua Afrika itu berada di Bali selama empat hari, setelah sebelumnya singgah di Jakarta dan Surabaya. Ia mengaku sangat terkesan dengan masyarakat Bali yang daerahnya banyak dikunjungan wisatawan mancanegara. "Sejak menginjakkan kaki di sini saya merasa bahagia karena menerima vibrasi positif dari lingkungan masyarakat yang tingkat spiritualitasnya cukup bagus," ucapnya. Bali yang dijuluki pulau seribu pura (tempat persembahyangan umat Hindu) dinilai sangat bagus, sebab kemana pun pergi ada sarana untuk mengingat Tuhan. "Semakin sering bisa mengingat Tuhan kita akan semakin bahagia," tuturnya. Yogini Sister Vedanti yang telah berusia 63 tahun dan belajar Raja Yoga sejak berusia 20 tahun itu, sempat mempraktekkan meditasi yoga melalui proses transendental guna berkomunikasi dengan Tuhan Yang Maha Esa. "Demonstrasi transendental" itu dilakukan di depan sekitar 200 pelajar ilahi Brahma Kumaris Denpasar, ditandai terjadinya guncangan tubuh, sebagai tanda jiwanya lewat pikiran terbang ke alam gaib. Begitu pula ketika jiwa itu kembali ke raga, juga ditandai guncangan tubuh. Para pelajar yang telah mampu mencapai tahapan `transendental`, tentu mendapatkan pengalaman yang menakjubkan, tutur Yogini Vedanti didampingi Sister Janaki, pimpinan Pusat Studi Spiritual `Brahma Kumaris` Denpasar. "Saya terbang ke alam gaib seperti tarian burung yang dibawakan anak-anak tadi," kata wanita berpenampilan polos itu menggambarkan yoganya yang berlangsung hampir 30 menit di hadapan para pelajar spiritual setempat. Vedanti dalam ekspresi mukanya tampak bahagia menyaksikan tarian burung mengembangkan sayapnya dengan lincah, dibawakan sejumlah anak-anak yang menggambarkan jiwa manusia yang bahagia bisa terbang bebas. Menurut dia, untuk dapat mencapai tahapan itu harus ada usaha keras, diawali pikiran positif untuk bisa menolong diri sendiri dengan belajar mengubah sikap negatif terhadap orang lain. Dengan demikian akan bisa terbang bebas. Ia mengingatkan untuk menjadi anggota masyarakat yang baik, bersedia membantu sesama dengan cinta kasih dari hati yang dalam. "Melalui cara itu kita turut mengubah masyarakat menjadi positif dan dunia pun akan berubah lebih baik," katanya serius. Karena itu masyarakat harus menyadari bahwa setiap langkah merupakan karma, dalam bentuk yang baik maupun jelek. Dalam hidup juga harus mampu memahami hukum alam dengan baik, agar terhindar dari hal-hal yang menyulitkan. "Kita harus memahami dan melakukan karma, sebab dalam hidup ini tidak akan bisa terhindar dari hukum alam itu," kata Vedanti yang mengaku sudah 43 tahun mendalami meditasi Raja Yoga di Pusat Studi Spiritual `Brahma Kumaris`. Sejak Yogini Vedanti berada di Afrika tahun 1974, Pusat Studi Spiritual `Brahma Kumaris` berkembang di 16 negara di Benua Afrika dengan memiliki sekitar 40 pusat pendidikan Raja Yoga. Sedangkan di Indonesia terdapat lima Pusat Studi Spiritual `Brahma Kumaris`, yakni dua di Jakarta, satu di Surabaya dan dua di Bali (Denpasar dan Ubud).(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008