Washington (ANTARA News) - Taliban dapat "menimbulkan banyak debu", namun Arghandab takkan jatuh kepada mereka karena mereka tak dapat bertahan akibat kurangnya dukungan rakyat Afghanistan, demikian ramalan duta besar AS untuk Kabul di Washington, Rabu. "Kami sedang menghadapi dua peristiwa sulit di provinsi Kandahar --penerobosan penjara dan pertempuran memperebutkan Arghandab," kata Duta Besar William Wood kepada wartawan selama kunjugan ke Washington. "Saya ingin menyatakan bahwa enam bulan lalu juga terjadi pertempuran di Arghandab dan ada banyak berita utama saat itu yang menyatakan Arghandab akan jatuh, dan itu tak terbukti saat itu dan takkan terjadi saat ini," katanya, seperti dilaporkan AFP. Tentara NATO dan Afghanistan dengan dukungan helikopter tempur menewaskan 35 anggota Taliban, Rabu, dalam operasi pembersihan "besar-besaran" guna mengusir gerilyawan yang berlindung di berbagai desa di dekat Kandahar. Dua prajurit Afghanistan juga tewas dalam serangan di kabupaten Arghandab di bagian selatan negeri tersebut. Operasi itu dilancarkan setelah terjadi lonjakan kegiatan gerilyawan termasuk penerobosan besar gerilyawan di Kandahar, kejadian yang membuat malu Presiden Hamid Karzai. "Taliban dapat menimbulkan banyak debu setiap waktu dan tempat. Mereka tak dapat bertahan. Mereka tak memperoleh dukungan rakyat," kata Wood kepada wartawan. "Mereka telah kehilangan banyak pemimpin, mereka telah kehilangan petempur, mereka telah kehilangan dominasi wilayah, mereka kehilangan kabupaten Sayghan dan Qala tahun lalu," katanya. "Dan kami memperoleh laporan yang dapat dipercaya mengenai perpecahan di dalam tubuh Taliban dan sebagian ketidak-puasan di jajaran petinggi dan anggota Taliban karena pusat aksi teror mereka terhadap rakyat sipil yang tak berdosa," katanya. "Ini bagaimana pun bukan berarti bahwa pertempuran telah usai," katanya. Namun ia percaya Amerika Serikat, masyarakat internasional dan pemerintah Afghanistan "jauh lebih yakin sementara kami mendekati pertengahan musim pertempuran 2008 dibandingkan yang kami rasakan sebelum musim pertempuran 2007 terjadi", katanya. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008