Padang (ANTARA News) - Kesadaran para petani di Kabupaten Dharmasraya, Sumbar, untuk tidak membakar jerami padi setelah panen menunjukan peningkatan setelah bisa dijadikan bahan kompos. "Pemanfaatan jerami di sentra Dharmasraya mengalami peningkatan cukup signifikan, satu bukti kesadaran petani tak lagi tergantung pada penggunaan pupuk kimia," kata Kepala Seksi Pengembangan Palawija dan Holtikultura pada Dinas Pertanian dan Peternakan Kab. Dharmasraya, Edward,B Sc, di Sungai Dareh, Kamis. Dia menjelaskan, pihaknya terus mendorong dan mensosialisasikan pada petani fungsi jerami dan cara pengelolaannya untuk pupuk kompos. Penyuluhan terus diintensifkan pada kelompok tani dengan demontrasi pembuatan pupuk kompos. Selain itu, agar petani tidak membakar jerami, pihaknya juga memberikan dana insentif bagi yang memanfaatkan jerami menjadi kompos. Tujuannya, tambah Edward, supaya petani secara bertahap mulai mengurangi penggunaan pupuk kimia dan jika terjadi kelanggan petani tidak begitu susah. Dia menilai, ke depan pupuk kimia harganya akan semakin melambung dan jelas dampaknya menguras petani dalam mengeluarkan biasa produksi. Justru itu, bagi petani yang sudah menerapkan pemakaian kompos terus di dorong agar ditingkatkan dan yang belum memulai mesti melaksanakan. Distan Dharmasraya telah memprogramkan kepada petani yang tidak membakar jerami di sawah atau dimanfaatkan untuk kompos dengan memberi intensif Rp200 ribu/hektar. "Kini luas tanam padi di sentar yang memiliki irigasi batanghari itu, sekitar 5.072 hektar dan pengembangan padi tanam sebatang sekitar 20 hekater," katanya dan menyebutkan, areal sawah yang ada pada tahun 2008 di Dharmasraya seluar 7.869 ha.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008