Serang (ANTARA News) - Para kafilah dan pendamping Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional ke-22 yang digelar di Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B) di Kecamatan Curug, Kota Serang, Banten, dominan terkena penyakit batuk dan Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA), akibat perubahan cuaca. "Dari hasil pemantauan pada 17 titik pos kesehatan selama MTQ berlangsung mayoritas kafilah dan pendamping mengalami sakit ISPA dan batuk sehingga mereka membutuhkan pertolongan kesehatan," kata petugas medis posko kesehatan Heri Mardi di Serang, Sabtu. Dia menyebutkan, hampir tiap hari sekitar 30 hingga 40 pasien membutuhkan pertolongan medis sehingga membutuhkan terapi dan pengobatan agar mereka sembuh dan dapat kembali menjalankan kegiatan seperti semula. Selain itu, kafilah juga menderita pusing dan kelelahan karena faktor jarak tempuh penginapan dengan lokasi perlombaan, dan kadang fisik mereka kurang sehat menjelang lomba akhirnya ketahanan tubuh menjadi turun. Untuk mengatasi berbagai penyakit yang masih tergolong ringan itu, petugas medis menyarankan agar mereka melakukan istirahat yang cukup. Namun sejak MTQ digelar 17 Juni 2008 lalu belum ditemukan adanya kafilah dari sebanyak 33 daerah yang lomba menderita penyakit serius untuk dilarikan ke rumah sakit terdekat. Mardi tidak menyebutkan secara spesifik dari daerah mana pasien yang menderita batuk dan ISPA tersebut karena pasien masih mampu ditangani secara medis oleh petugas posko kesehatan. Walau begitu, dia mengatakan, biasanya yang mengalami pusing dan batuk yakni kafilah yang berasal dari daerah dingin sehingga tidak dapat beradaptasi dengan hawa relatif panas di seputar lokasi MTQ. MTQ di Banten digelar mulai Selasa (17/6) dibuka Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono dan berakhir 24 Juni 2008 mendatang ditutup Wapres Jusuf Kalla, diikuti sebanyak 1.386 kafilah, 113 hakim, dan 12 pengawas pada tujuh cabang yang dilombakan. Ketika ditanya terapi yang diberikan kepada penderita penyakit tersebut, Mardi menyebutkan, harus istirahat yang sempurna dan meminum obat yang sudah diberikan secara teratur.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008