Kebumen (ANTARA News) - Hingga hari ini, Minggu (22/6), suasana duka masih menyelimuti keluarga Muhammad Sahdi (55) atas kepergian anak sulungnya, Maftuh Fauzi (27) yang meninggal dunia pada hari Jumat (20/6). Ayahanda Maftuh, Muhammad Sahdi mengaku ikhlas melepas kepergian anaknya yang menjadi korban bentrokan antara mahasiswa Universitas Nasional (Unas) Jakarta dengan polisi di kampusnya, 24 Mei lalu. Dia enggan mengomentari penyebab kematian anaknya lantaran tidak memahami ilmu kesehatan. "Maaf, saya tidak bisa memberi komentar atau keterangan mengenai penyebab kematian Maftuh karena saya tidak paham tentang kesehatan," katanya. Sebelum dimakamkan pada hari Sabtu (21/6), sekitar pukul 11.00 WIB, di Pemakaman Umum Banaran, Desa Adikarto, Kecamatan Adimulyo, Kebumen, jenazah Maftuh sempat diautopsi. Autopsi tersebut berlangsung pada hari Sabtu, pukul 06.30 WIB hingga 09.30 di kamar jenazah RSUD Kebumen dengan melibatkan tim forensik gabungan dari RSUD Margono Soekarjo Purwokerto, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, dan Fakultas Kedokteran Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto. Terkait hasil autopsi tersebut, ketua tim forensik RSUD Margono Soekarjo, dr. M. Zaenuri Samsul Hidayat mengatakan, adanya luka memar akibat bersentuhan dengan benda tumpul. "Berdasarkan pemeriksaan sementara terhadap bagian luar dan dalam jenazah, kita menemukan luka memar akibat bersentuhan dengan benda tumpul di kepala bagian belakang," katanya. Menurut dia, luka tersebut telah mengalami kesembuhan, sedangkan di bagian rongga kepala tidak ditemukan tanda-tanda pendarahan atau kerusakan. Ia mengatakan, tim juga menemukan adanya luka yang telah dijahit dan mengalami penyembuhan di dada kiri bagian atas. Namun, kata dia, pada pemeriksaan rongga dada terdapat tanda-tanda infeksi akut pada kedua paru-paru. "Bahkan, kita juga dapat melihat dengan mata telanjang adanya pembesaran hati dan limpa yang akut dan menahun," katanya. Meski demikian, kata dia, tim forensik belum bisa menyimpulkan penyebab kematian mahasiswa jurusan Sastra Inggris angkatan 2003 tersebut sehingga pihaknya mengambil sampel otak, hati, darah, untuk diteliti oleh Laboratorium Fakultas Kedoteran Undip Semarang. Menurut dia, hasil pemeriksaan oleh laboratorium baru dapat diketahui satu minggu mendatang. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008