Jakarta, (ANTARA News) - Forum Perdamaian Dunia (World Peace Forum/WPF) kedua yang rencananya diselenggarakan pada 24-26 Juni 2008 di Hotel Sultan Jakarta dipastikan akan dihadiri oleh 110 tokoh agama, politik, bisnis, cendekiawan, dan jurnalis dari seluruh dunia. "Sebanyak 110 tokoh dunia sudah konfirmasi akan hadir, mereka bukan saja dari kelompok agama, namun juga cendekiawan serta tokoh politik, ekonomi, dan bisnis," kata Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsudin di Jakarta, Minggu. Din menambahkan, tokoh yang dipastikan hadir dalam pertemuan tersebut antara lain Dato` Sri Anwar Ibrahim, tokoh Partai Demokrat dari Jepang Nagashima Akihisa, Ayatollah Mohammad Ali Taskhiri dari Iran, Rev.William F.Vendley dari Amerika Serikat, Rev.Gunnar Stalsett dari Dewan Agama-Agama Eropa. Kemudian, Father Chris Riley dari Australia, Sekretaris Jenderal Federasi Jurnalis Internasional Aidan Patrick White, mantan Perdana Menteri Tunisia Hedi Baccouche. Pertemuan yang dilakukan untuk membahas akar masalah kekerasan dan solusinya itu, menurut dia, juga akan dihadiri oleh tokoh-tokoh penting dari 34 negara negara termasuk Iran, Inggris, Italia, India, AS , Afghanistan, Austria, Bahrain, Bosnia-Herzegovina, Jepang, Belanda, Mesir, Malaysia, Thailand, Filipina, Rusia, Qatar, Portugal, Timor Leste, Singapura, Arab Saudi , Afrika Selatan, Tunisia, dan Vatikan. "Tokoh-tokoh penting yang tidak bisa hadir seperti PM Australia Kevin Rudd, PM Rusia Vladimir Putin, mantan Presiden Rusia Mikhail Gorbachev dan PM Belanda Jan Peter Balkenende pun akan menyampaikan pesan, baik secara tertulis maupun melalui rekaman video," kata Din. Selain itu, ia menambahkan, lebih dari 100 tokoh penting di dalam negeri juga akan hadir dalam pertemuan yang diprakarsai Muhammadiyah, Centre for Dialogue and Cooperation among Civilizations (CDCC) dan Cheng Ho Multi Culture Trust tersebut. Tokoh nasional yang dipastikan hadir dalam pertemuan yang akan dibuka secara resmi oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 24 Juni 2008 dan ditutup Wakil Presiden Jusuf Kalla pada 26 Juni 2008 tersebut antara lain M. Amien Rais, mantan Menteri Luar Negeri Ali Alatas, Sudibyo Markus, Ahmad Syafii Maarif, KH Hasyim Muzadi, Soritua Nababan dan Azyumardi Azra. Tindakan kriminal Lebih lanjut dijelaskannya, saat ini kekerasan baik berupa tindakan kriminal, kekerasan politik, pelanggaran hak azasi manusia, konflik etnis, terorisme, otoritarianisme dan perang antar bangsa telah menjadi bagian dari wajah dunia yang mengganggu. Sejumlah tindak kekerasan bahkan dilakukan dengan menyalahgunakan sentimen agama dan etnis. Jika kecenderungan ini terus berlanjut, maka masa depan umat manusia berada dalam ancaman serius. "Dan adalah tanggung jawab kita bersama, termasuk Muhammadiyah untuk memastikan bahwa perdamaian bisa melenyapkan kekerasan," tambah Din. Guna mengatasi masalah tersebut, tokoh-tokoh lintas sektor yang hadir dalam WPF kedua akan mengkaji masalah-masalah kekerasan yang telah terjadi secara mendalam dan berusaha merumuskan upaya pemecahannya. Pertemuan yang juga ditujukan untuk membuka ruang dialog antar tokoh dunia dan menguatkan jaringan antar peradaban untuk menguatkan toleransi dan sikap saling menghargai tersebut diharapkan bisa menghasilkan sebuah rekomendasi. Menurut Din, seperti pada "World Peace Forum I" yang diselenggarakan bulan Agustus 2006, rekomendasi yang dihasilkan dalam pertemuan kali ini juga akan dikirimkan kepada tokoh penting dan pemimpin negara di dunia, organisasi internasional dan nasional dan lembaga swadaya masyarakat nasional maupun internasional. Harapannya, rekomendasi dari pertemuan berbudget sekitar Rp5 miliar yang semuanya berasal dari panitia penyelenggara dan sponsor tersebut, selanjutnya bisa ditindaklanjuti oleh para tokoh dan pemimpin negara supaya secara bertahap perdamaian dunia bisa diwujudkan.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008