Beirut, (ANTARA News/DPA/AFP) - Satu bom kecil meledak Ahad larut malam di satu kamp pengungsi Palestina di Lebanon selatan sehingga menewaskan seorang anggota kelompok pejuang Sunni, kata beberapa sumber Palestina. Menurut sumber tersebut, pria itu sedang menyiapkan bom namun benda yang dia kerjakan itu meledak. Sumber yang sama mengatakan tiga orang lagi cedera dalam ledakan di satu daerah yang dikuasai kelompok Jund Ash-Sham di dalam kamp Ain El-Hilweh itu. Lokasi ledakan terletak di pinggir kota pelabuhan Sidon di Lebanon selatan. Jund Ash-Sham telah terlibat dalam beberapa bentrokan selama beberapa pekan terakhir dengan Angkatan Darat Lebanon. Keamanan di dalam kamp itu berada di tangan berbagai kelompok Palestina. Jund Ash-Sham memiliki hubungan erat dengan Fatah Al-Islam, yang terlibat dalam bentrokan sengit dengan Angkatan Darat Lebanon pada 2007 di Lebanon utara. Kedua kelompok tersebut diduga "memiliki hubungan dengan jaringan Al-Qaeda", yang dipimpin oleh Osama bin Laden. Sementara itu empat orang juga tewas dan sedikit-dikitnya 33 orang cedera di Lebanon utara, Ahad, dalam beberapa bentrokan antara oposisi bersenjata dan pendukung mayoritas di parlemen, kata beberapa pejabat keamanan. Setelah suasana tenang selama beberapa jam, kedua pihak terlibat baku-tembak dengan menggunakan senapan serang Kalashnikov dan roket di wilayah Bab At-Tebbaneh serta Jabal Mohsen di Tripoli, kata seorang koresponden AFP di kota pelabuhan itu. Seorang pejabat keamanan mengatakan Hassan Khalil dan Ibrahim Sleiman Ibrahim tewas di Jabal Mohsen, sehingga menambah dua korban jiwa dalam bentrokan sebelumnya, yang juga melukai 33 orang. Yang juga tewas ialah personil polisi Samer Rashid, yang terkena peluru nyasar di dalam rumahnya di kabupaten Al-Qobber, Tripoli, kata beberapa pejabat keamanan. Satu orang lagi, Bourhane Al-Khatib, tewas setelah jatungnya tertembus peluru selama bentrokan di Jabal Mohsen, kata seorang staf medis setelah pria berusia 22 tahun itu dibawa ke satu rumah sakit di kamp pengungsi Palestina, Beddawi --yang berdekatan. Menurut beberapa pejabat keamanan, banyak korban cedera terperangkap baku-tembak dan terkena peluru nyasar sewaktu berada di dalam rumah. Suasana kembali tenang pada sore hari, sewaktu utusan semua pihak yang bertikai bertemu di Tripoli dan sepakat bahwa Angkatan Darat Lebanon mengambil-alih keamanan dan pria bersenjata mesti menjauhi jalan, kata seorang peserta pertemuan. Sebelum baku-tembak berlanjut, Menteri Pendidikan Khaled Kabbani mengatakan ujian akhir tahun pendidikan akan berlangsung sebagaimana jadwal di semua sekolah Tripoli, Senin. Pertempuran mulanya meletus pada pukul 04:15 waktu setempat (08:15 WIB) di Bab At-Tabbaneh dan Jabal Mohsen, keduanya kabupaten di Tripoli, Lebanon utara, kata seorang pejabat keamanan. Bab At-Tebbaneh dan Al-Qobbe adalah wilayah utama Sunni, sedangkan kebanyakan penduduk Jabal Mohsen adalah pengikut Alawi. Bentrokan serupa terjadi di berbagai wilayah pada Mei yang menimbulkan 65 orang tewas. Kondisi itu menimbulkan kekhawatiran bahwa Lebanon, yang dirundung 15 tahun perang saudara hingga 1990, terancam terjerumus ke dalam konflik baru. Kesepakatan yang dicapai di ibukota Qatar, Doha, pada 21 Mei antara oposisi dan pemerintah mengakhiri krisis politik 18 bulan --yang menyulut banyak bentrokan. Kesepakatan itu menghasilkan terpilihnya Jenderal Michel Suleiman sebagai Presiden baru Lebanon, dan mengakhiri enam bulan kevakuman jabatan tertinggi tersebut. Namun ketegangan tetap tinggi dan Selasa pekan lalu, tiga orang tewas dalam bentrokan antara penduduk pro- dan anti-pemerintah di dua desa di daerah Bekaa, Lebanon timur. Bentrokan Ahad terjadi di tengah kegagalan yang terus terjadi untuk membentuk pemerintah persatuan nasional sebagaimana ditetapkan dalam kesepakatan Doha.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008