Pangkalpinang (ANTARA News) - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Dr. HM Hidayat Nurwahid, MA mengemukakan, dalam era pemilihan langsung di Indonesia sekarang ini, masalah kualitas pemimpin sepenuhnya tergantung pilihan rakyat. "Jadi pemimpin dengan karakter seperti apa yang dikehendaki, rakyat lah menentukan melalui ajang pilkada di daerah atau pemilu tingkat nasional," ujarnya di hadapan pemuka Islam di Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Senin. Dua daerah di Provinsi Bangka Belitung yang sudah menyelesaikan masa kampanye dan siap melaksanakan pilkada serentak Selasa (24/6) yaitu Kota Pangkalpinang dan Kabupaten Bangka. Menurut dia, dalam memilih pemimpin harus lebih hati-hati, karena bila nantinya pemimpin yang dipilih kurang baik, hal itu bukan sepenuhnya kesalahan pemimpin tetapi juga kesalahan rakyat yang memilihnya, karena ia terpilih menjadi pemimpin atas kemauan rakyatnya dan pemimpin itu gambaran rakyatnya. Ia mengemukakan, bila rakyatnya suka berjudi maka pemimpin yang dipilih adalah yang suka berjudi, demikian juga bila rakyatnya suka berbuat amal saleh, pemimpin yang dipilih juga seperti yang dikehendaki rakyatnya itu. "Jadi dalam alam demokrasi sekarang ini, bola sepenuhnya berada di tangan rakyat. Rakyat lah yang menentukan pemimpin seperti apa yang dikehendaki dan untuk mencapai masa depan seperti apa yang diinginkan," ujarnya. Menyikapi persoalan ini, menurutnya, rakyat harus cerdas dan lebih berhati-hati melaksanakan hak pilihnya agar menemukan pemimpin dengan tipe yang bersih dan amanah serta mampu membawa perubahan sesuai keinginan rakyat itu sendiri. Terkait dampak pilkada dapat menyulut pertikaian sosial di tingkat horizontal, mantan Presiden PKS itu mengemukakan hal itu sebagai konsekwensi yang harus dibayar, namun di Indonesia kondisinya tidak begitu parah. Menurut dia, solusi menyelesaikan pertikaian horizontal ini harus kembali kepada aturan perundang-undangan yang berlaku, sehingga ditemukan cara penyelesaian yang adil dan bijaksana berdasarkan atas hukum yang berlaku.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008