Berlin (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Condoleezza Rice menyatakan kematian dua pegawai biasa pemerintah negara adidaya itu di Irak, Selasa, merupakan "peringatan mengerikan akan bahaya" bagi warga Amerika Serikat yang bekerja di Irak. Dalam pernyataannya, Rice menyebut salah satu yang tewas akibat pemboman di kota Sadr itu ialah pegawai Departemen Luar Negeri Steven Farley. Korban lain tidak disebutkan, tapi adalah karyawan sipil Departemen Pertahanan negara adidaya tersebut. Dua tentara Amerika Serikat, satu orang Italia dan enam warga Irak juga tewas akibat serangan bom di gedung dwan daerah di kubu Syiah kota Sadr, Bagdad. "Serangan di Sadr itu, yang menewaskan pegawai Departemen Luar Negeri Steven Farley, dan karyawan sipil Departmen Pertahanan serta anggota tentara hari ini, adalah peringatan mengerikan akan bahaya dihadapi rekan kita sehari-hari dalam memajukan tujuan penting politik luar negeri kita," kata pernyataan Rice, seperti dilaporkan AFP. Ia menyatakan Farley sudah bertugas beberapa tahun di cadangan Angkatan Laut Amerika Serikat dan bergabung dengan Departemen Luar Negeri pada tahun lalu. "Dia adalah satu dari ratusan pria dan wanita yang mengabdi di satuan pembangunan kembali propinsi, menolong warga Irak membangun kembali dan memulihkan pemerintah daerah mereka sesudah bertahun-tahun di bawah kekuasaan Saddam," katanya merujuk pada pemimpin Irak Saddam Hussein. Serangan itu, yang tentara Amerika Serikat tuding pejuang Syiah sebagai pelakunya, terjadi pada tengah pagi sesaat sebelum pemilihan dewan daerah, kata pejabat keamanan Irak. Satu tentara Amerika Serikat, tiga anggota dewan daerah dan tujuh orang Irak lagi luka, kata tentara Amerika Serikat dan pejabat keamanan Irak. Tembakan senjata genggam menewaskan satu tentara Amerika Serikat dan melukai lima lagi di selatan Bagdad pada Senin, kata balatentara Amerika Serikat. "Kami sedang melacak serangan senjata api kecil terhadap ronda pasukan sekutu di daerah Salman Pak," kata jurubicara Letnan David Russell kepada kantor berita Prancis AFP. Ia menyatakan laporan menunjukkan satu tentara Amerika Serikat tewas dan lima lagi luka, sementara satu "musuh" tewas. Perwira keamanan Irak menyatakan tentara itu diserang dewan kota Ra`ad Hamud Ajil ketika mereka mencapai kantor dewan tersebut di Salman Pak, yang juga dikenal sebagai Madain. Kematian terahir tersebut membuat jumlah tentara Amerika Serikat tewas di Irak sejak serbuan Maret 2003 menjadi 4.106 orang, kata hitung AFP berdasarkan atas laman mandiri www.icasualties.org. Tentara Amerika Serikat pada bulan lalu menyatakan tingkat kekerasan secara keseluruhan di Irak mencapai angka terendah dalam empat tahun, saat hanya 19 prajurit Amerika Serikat tewas pada Mei, lebih rendah daripada angka bulanan terendah sebelumnya, yang mencapai 20 pada Februari 2004. Tentara Amerika Serikat menderita kehilangan tunggal terbesar dalam sebulan, mengahiri ketenangan nisbi dari kekerasan, kata pejabat pada awal Juni. Tiga tentara Amerika Serikat tewas akibat tembakan senjata genggam di kota Hawijah, yang berpenduduk sebagian besar Arab Sunni, dekat kota minyak Kirkuk, Irak utara, kata tentara negara adidaya itu. Serangan Rabu itu menghasilkan kehilangan tunggal tertinggi tentara Amerika Serikat dalam sehari sejak empat anggota marinirnya tewas akibat serangan ranjau di bekas kubu pejuang Sunni di propinsi Anbar pada 4 Mei. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008