Padang (ANTARA News) - Kalangan pelanggan PLN mengeluhkan pemadaman listrik secara bergilir karena tidak membuat penghematan pemakaian energi, tetapi malah membuat pembayaran tagihan pelanggan jadi membengkak dari bulan-bulan sebelumnya. Keluhan itu, terungkap pada acara sosialisasi penghematan energi listrik di lingkungan Majelis Ulama Indoensia (MUI) Se-Sumbar, di Hotel Bumiminang Padang, Kamis. Rais, salah seorang peserta dari utusan BMT Al-Anshar Binaan MUI Sumbar, mengatakan, penghematan dengan pemadaman listrik secara bergilir belum mengurangi pemakaian pelanggan, malahan pembayaran makin membengkak. Kondisi ini, perlu menjadi perhatian dan dicari solusinya oleh pihak PLN sehingga masyarakat tidak merasa dirugikan. "Banyak pelanggan rumah tangga yang kaget, karena sejak pemadaman bergilir pembayaran tagihan rekening listriknya tinggi," kata Rais. Keluhan lainnya juga diungkapkan , utusan Pemuda Muhammadiyah, Hendri Nofri Gator, bahwa sejak berlangsungnya pemadaman bergilir telah menyebabkan kerugian pada jasa elektronik. "Pemadaman bergilir memicu komputer jadi rusak," katanya mengaku punya usaha pelayanan jasa rental komputer. Menurut dia, pihak PLN perlu mencari upaya alternatif lain, sehingga saat pemadaman bergilir tidak terjadi kerugian begitu besar pada masyarakat atau pelanggan pelaku usaha jasa alat elektronik. Selain itu, para peserta sosialisasi lainnya, menyarankan PLN lebih gencar menertibkan masyarakat yang memanfaatkan jaringan listrik secara ilegal, sehingga tindakkan diluar prosedur tidak terus terjadi. GM PLN Wilayah Sumbar, Hudiono MT, pada kesempatan itu, meminta pelanggan untuk mengecek bukti pembayaran pada rekening listriknya. "Pada bukti pembayaran tagihan listrik pelanggan ada angka jumlah pemakaian, jika terjadi perbedaan sedikit ini masih normal, tetapi kalau selisihnya terlalu besar bisa dilaporkan ke kantor Cabang PLN," katanya. Selain itu, pelanggan juga perlu memahami teknologi PLN saat ini yang masih standar, sehingga untuk pengontrolan saat pemadaman bergilir, bisa jadi ada dampaknya pada alat elektronik pelanggan. "Kami juga harap pelanggan memaklumi kondisi yang ada, kebijakan pemadaman tak lain satu upaya untuk penghematan, karena masih berlangsung terkait beberapa pembangkit dalam tindakan pemeliharaan," katanya. Hudiono mengatakan, terkait penertiban sambungan jaringan secara ilegal terus dilakukan, pada beberapa waktu lalu ditemukan sedikitnya 100 sambungan ilegal. Ke depan pihak PLN akan terus memantau dan akan mengevalusi, apabila ada masyarakat mengetahui agar dilaporkan sehingga bisa ditindaklanjuti. "Pemanfaatan sambungan jaringan listrik secara ilegal, kecenderungannya tidak meningkat, tetapi masih ada masyarakat yang melakukan tindakan itu, jadi ke depan akan terus ditertibkan," kata Hudiono.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008